Do’a Sebelum
Belajar
رَبِّ
زِدْنِي عِلْمًا، وَارْزُقْنِيْ فَهْمًا وَاجْعَلْنِيْ مِنَ
الصَّالِحِيْنَ
Robbii Zidnii ‘Ilmaa, Warzuqnii Fahmaa,
Waj’alnii Minash-Shoolihiin Amiin Ya Robbal ‘Aalamiin
Artinya : Ya Alloh Tambahkanlah aku ilmu, Dan
berilah aku karunia untuk dapat memahaminya, Dan jadikanlah aku termasuk golongannya
orang-orang yang shoolih. Ya Alloh kabulkanlah do’aku ini.
Tidak ada teladan sebaik Rasulullah
ShallAllahu ‘alaihi wassalam . Barangsiapa meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wassalam , niscaya ia akan menjadi teladan Seribu lima ratus tahun yang silam,
siapa yang tidak mengenal sosok Abu Bakar, khalifah pertama pengganti
Rasulullah sebagai imam umatnya. Dialah pribadi paling mulia di antara umat
Muhammad. Siapa pula yang
tidak mengenal Umar bin Khaththab, orang terbaik
setelah Abu Bakar. Demikian juga dengan Utsman bin ‘Affan, orang terbaik
setelah Umar, serta Ali bin Abu Thalib, yang merupakan orang terbaik setelah
Utsman.
Semuanya merupakan keutamaan Allah Subhanahu wa
ta’ala , di mana Ia telah memilih mereka menjadi orang-orang terbaik dari umat
Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wassalam . Mereka menjadi teladan generasi
setelah mereka dikarenakan mereka menjadikan Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi
wassalam sebagai suri teladan dalam seluruh aspek kehidupannya. Keberadaan
Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wassalam di tengah-tengah mereka, telah mewarnai
kehidupan mereka yang penuh kemuliaan, kebaikan, kebahagiaan, ketentraman,
ketenangan, kenyamanan, kejayaan, dan sebagainya. Tidak hanya itu, mereka
bahkan berada di akhir kehidupan dan mengakhiri perjuangannya dengan
keberhasilan yang gemilang, yaitu membuka pintu segala kenikmatan yang ada di
sisi Allah di dalam surga-Nya.
Rasulullah telah menjadi teladan para
shahabatnya, serta menjadi panutan dalam melangkah dan mengarungi samudera yang
dahsyat dengan gelombangnya. Ini merupakan sinyalemen keberhasilan mereka dalam
menjadikan dan mempraktikkan bimbingan Allah di dalam Al Qur’an:
لَقَدْ كَانَ
لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ
وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا
“Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada
teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir
serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)
Imam As Sa’dy mengatakan di dalam tafsirnya
hal. 609, “Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasulullah suri teladan yang
baik yaitu dari sisi di mana beliau menghadiri sendiri suara hiruk pikuk dan
langsung terjun ke medan laga. Beliau adalah orang yang mulia dan pahlawan yang
gagah berani. Lalu bagaimana kalian menjauhkan diri kalian dari perkara yang
Rasulullah bersungguh-sungguh melaluinya seorang diri? Maka jadikanlah dia
sebagai panutan kalian dalam perkara ini dan sebagainya.”
Kemudian dikatakan oleh Imam As Sa’dy: “Suri
teladan itu ada dua macam yaitu yang baik dan yang buruk. Suri teladan yang
baik itu ada pada diri Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wassalam karena orang
yang menjadikannya sebagai suri teladan, sungguh dia telah menempuh jalan yang
akan menyampaikan kepada kemuliaan yang ada di sisi Allah. Itulah jalan yang
lurus.
Adapun menjadikan selain Rasulullah sebagai
suri teladan, apabila orang tersebut menyelisihi beliau, maka itu adalah suri
teladan yang jelek seperti ucapan orang musyrik ketika diseru untuk menjadikan
Rasulullah sebagai suri teladan, mereka mengatakan: ‘Sesungguhnya kami telah
menemukan bapak-bapak kami di atas satu ajaran dan kami di atas agama mereka
mengikut.’ Suri teladan yang baik ini akan ditempuh dan akan mendapatkan taufiq
atasnya, oleh orang-orang yang mengharapkan perjumpaan dengan Allah dan
kebahagiaan di hari akhir.
Yang mendorongnya untuk menjadikan Rasulullah
sebagai suri teladan yang baik adalah iman, takut kepada Allah, berharap pahala
dari-Nya, dan takut terhadap adzab-Nya.
Al Hafidz Ibnu Katsir, dalam tafsir 3/483,
mengatakan: “Ayat ini merupakan landasan pokok menjadikan Rasulullah sebagai
suri teladan dalam ucapan-ucapan beliau, perbuatan-perbuatan, dan dalam semua
keadaan beliau.”
Keteladanan Rasulullah
Keteladanan Rasulullah telah dinobatkan
sendiri oleh Allah di dalam Al Qur’an. Ini menunjukkan kesempurnaan Rasulullah
dari semua sisi kemanusiaan yang tidak dimiliki oleh selainnya, dahulu maupun
sekarang.
Ibnul Qayyim dalam kitab beliau Al Fawaid hal.
172 mengatakan: “Tatkala Rasulullah menampakkan sangat butuhnya beliau
kepada Allah (beribadah), yang demikian itu menjadikan sangat butuhnya manusia
kepadanya baik di dunia dan di akhirat. Kebutuhan mereka (manusia) di dunia
(terhadap Rasulullah) jauh lebih penting dibandingkan dengan kebutuhan mereka
terhadap makanan dan minuman, serta ruh yang merupakan kehidupan jasad. Adapun
kebutuhan manusia kepada Rasulullah di akhirat yaitu ketika seluruh manusia di
saat itu meminta kepada semua Rasul agar meminta kepada Allah syafa’at yang
akan membebaskannya dari kedahsyatan hidup. Semua nabi di saat itu tidak
sanggup untuk melakukan demikian. Lalu beliau -memberikan syafa’at kepada
mereka dan dialah yang meminta agar dibukakan bagi mereka pintu surga.”
Mushthofa Al ‘Adawi dalam kitab beliau Fiqhul
Akhlak 1/7 mengatakan: “Dan telah terhimpun pada diri Rasulullah sifat-sifat
yang terpuji seperti malu, dermawan, pemberani, berwibawa, sambutan yang baik,
lemah lembut, memuliakan anak yatim, baik batinnya, jujur dalam ucapan, menjaga
diri dari perkara yang mendatangkan maksiat, suci, bersih, suci dirinya dan
segala sifat-sifat yang baik”.
Aisyah ketika ditanya tentang akhlak
Rasulullah, beliau menjawab: “Akhlaknya adalah Al Qur’an.” (HR. Muslim
no. 746)
Inilah jawaban dari seorang shahabiyah yang
faqih dan mengetahui secara jelas di hadapan matanya bagaimana Rasulullah
berkata, berbuat, dan bertingkah laku, dikarenakan beliau adalah isteri
Rasulullah. Jawaban yang sangat singkat dan mencakup segala perkara kebaikan di
dalam agama ini.
Penyayang
Di antara bentuk keteladan beliau adalah
penyayang. Apakah anda memiliki sifat kasih sayang kepada sesama? Dan sudahkah
anda berhias dengan sifat ini? Sifat Rasulullah ini telah diceritakan oleh
Allah di dalam Al-Qur’an. Allah berfirman:
“Sungguh telah datang kepada kalian seorang
Rasul dari diri-diri kalian. Sangat bersedih terhadap apa yang memberatkan
kalian dan bersemangat (untuk memberikan hidayah) kepada kalian dan lemah
lembut dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.” (At-Taubah: 128)
Allah berfirman, yang artinya: “Muhammad
adalah Rasul Allah dan orang-orang yang menyertainya sangat keras terhadap
orang kafir dan penyayang antara sesama mereka.” (Al-Fath: 29)
“Maka dengan rahmat Allahlah kamu menjadi
lemah lembut terhadap mereka dan jika kamu berkeras hati niscaya mereka akan
lari darimu.” (Ali-‘Imran: 159)
Sekali lagi sudahkah anda berhias dengan sifat
ini padahal Rasulullah bersabda: “Tiadalah sifat kelemahlembutan itu ada pada
sesuatu melainkan akan menjadikannya indah dan tidaklah tercabut dari sesuatu
melainkan akan menjadikannya jelek.” (HR. Muslim dari shahabat ‘Aisyah)
Dan Rasulullah bersabda: “Bukan termasuk
dari kami orang yang tidak menyayangi yang kecil dan menghormati yang besar.”
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi dari shahabat Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash)
Sumber bacaan: 1. Al Qur’an ,2. Riyadhus
shalihin, Imam An-Nawawi ,3. Al Fawaid, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah .4. Fiqhul
Akhlak, Musthofa Al-Adawy
Do’a
Sesudah Belajar
اَللَّهُمَّ
أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّـبَاعَه وَأَرِنَا الْبَاطِلَ
بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Aallohumma Arinal Haqqo Haqqon
Warzuqnattibaa’ahu. Wa Arinalbaathila Baa-Thilan Warzuqnajtinaabahu
Artinya : Ya Alloh, tunjukkanlah kepada kami
kebenaran sehinggga kami dapat mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami
kejelekan sehingga kami dapat menjauhinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar