Penyuluh Agama Islam memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting dan
strategis sebagai pelaku yang membangun mental dan etika masyarakat. Di antara perannya yang penting yaitu bahwa Penyuluh Agama Islam dituntut dapat
membimbing dan
memberikan layanan konseling bagi masyarakat, utamanya masyarakat
yang menjadi sasaran tugasnya.
Penyuluh dalam menjalankan
tugasnya, di samping menyampaikan
materi, memenuhi jadwal yang telah disanggupi yang terkadang tanpa bekas atau
tanpa kesan, juga harus memiliki kiat -
kiat tertentu yang seharusnya menjadi pembelajaran yang mampu menempatkan diri sebagai penyuluh yang
menggugah dan mengubah masyarakat.
Menjadi Penggugah dan Pengubah
Penyuluh yang dapat menggugah berarti
seorang penyuluh yang semua aktivitasnya dapat menyentuh hati, tidak hanya
menjadi konsumsi akal, tetapi mampu menembus relung hati, menyejukkan dan menyentuh rohani sehingga menimbulkan kesan
mendalam ke dalam hati jamaahnya. Sementera itu, penyuluh
yang dapat mengubah, artinya semua aktivitas penyuluh itu dapat menimbulkan efek perubahan bagi jamaahnya. Awalnya perubahan paradigma
atau pandangan, kemudian
perubahan motivasi, sikap dan akhirnya perilaku jamaahnya.
Berikut ini, beberapa kiat yang dapat dilakukan
oleh Penyuluh Agama Islam agar dapat menjadi pribadi penggugah dan pengubah
jamaah binaannya.
1. Tuluskan niat, utamanya pada saat
sebelum melakukan penyuluhan, selama
melaksanakan penyuluhan dan pasca penyuluhan.
Niat yang tulus sebelum (pra) melakukan penyuluhan, dipraktekkan dalam
bentuk:
a. Berniat menyebarkan kebenaran
supaya diridhai
oleh-Nya
b. Tidak mengharap balasan,
kecuali balasan-Nya
c. Tidak
membeda-bedakan pendengar, dihadapan-Nya
semua sama
Sementara itu, niat
yang tulus pada saat melakukan
penyuluhan, diimplementasikan dalam bentuk:
a. Tidak
ingin kelihatan lebih pintar, hebat menonjolkan diri.
b. Tidak
ingin mendapatkan pujian dari pendengar mereka semua ladang kebaikan buat semua
penyuluh.
Sedangkan niat yang tulus pada saat selesai melaksanakan penyuluhan, diwujudkan
dalam bentuk:
a. Tidak merasa berjasa telah menyampaikan
kebaikan
b. Yakin hanya Allah SWT yang membuat pendengar
paham & berubah
c. Mengharap pendengar/jamaah hati
tergugah sikap berubah lebih baik.
2. Visi yang fokus. Bagaimana agar visi
menjadi fokus pada saat memberikan penyuluhan? Berikut beberapa tipsnya:
a. Tentukan
tujuan utama penyuluhan
b. Perkaya
dengan informasi dari media dan buku bacaan
atau kisah teladan
c. Cari
contoh nyata yang dekat keseharian jamaah
d. Tentukan tahap-tahap
penyampaian tujuan penyuluhan
e. Tentukan
topik penyuluhan di depan publik terbatas
dan jangan
berlebihan
f. Lengkapi
dan sempurnakan kekurangan dengan menerima saran
3. Evaluasi Diri
Berikut ini beberapa kiat untuk melakukan evaluasi
diri:
a. Menata
nati meluruskan niat supaya hati bersih,
sehingga terlepas dari sikap
sombong.
b. Luangkan
waktu, setelah berbicara dihadapan audiens,
menyapa.
c. Mintalah
pendapat dari pendengar untuk memperkaya informasi
d. Rekam
pembicaraan yang sudah kita lakukan baik secara audio maupun visual untuk dikoreksi saat waktu luang,
sebelum dikoreksi pendengar.
4. Jiwai tujuan
Kunci
kekuatan penyuluhan baru akan berfungsi,
jika apa yang akan kita lakukan telah menjadi bagian dirinya.
5. Kenali jamaah
Keuntungan
mengenali jamaah antara
lain :
a. Dapat
memahami Audiens
b. Menyesuaikan
bahasa & isi pembicaraan dengan kondisi pendengar
c. Memudahkan
beradaptasi dengan jamaah dan
mereka merasa diperhatikan
6. Penampilan sopan dan rapi, maka akan:
a. Menjadi
pengendali diri dan menambah daya tarik
jamaah
b. Tampil
sehat fisik tidak nglokro dan percaya diri tetapi hati-hati.
c. Gunakan
pakaian yang sesuai: kenali audiens apakah termasuk remaja, orang tua, majelis taklim, eksekutif lalu sesuaikan
cara berpakaian.
d. Pilih
pakaian yang nyaman, sederhana dan rapi-bersih
e. Bercermin
sebelum tampil, sudah pantaskah aku?
f. Lakukan
cek ricek sebelum tampil.
g. Kendalikan
nafsu makan.
7. Satukan hati atau rasakan bahwa kita
dekat dengan jamaah
Merilekskan
suasana, mengawali materi dengan menyapa jamaah, sehingga mereka merasa dekat
dan diakui merupakan pintu masuk membangun kedekatan diri kita dengan
jamaah. Berikutnya, penyuluh
dapat menyebutkan sebagian nama jamaah sehingga mereka merasa menjadi
bagian dari pembicaraan. Menyapa
jamaah dengan bahasa daerah atau bahasa
mereka. Lakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan interaksi sesuai dengan
hobi atau kesenangan jamaah
b.
Cerita
singkat, misalnya kisah nyata yang baru
dialami sebelum bertemu pendengar atau
cerita lucu yang bisa membuat pendegar gembira
c.
Memulai
dengan humor
adalah salah satu cara agar gairah
jamaah bangkit, tidak mengantuk dan stabil dalam mengikuti
pembicaraan.
d.
Humor
dapat mencairkan suasana sehingga
pembicaraan tidak monoton.
8. Visualisasi dan humor
a. Visualisasi
merupakan strategi pembicara agar pendengar mudah memahami pesan,
salah satunya melalui film yang memotivasi
b. Ciptakan
gambar yang hidup dalam pikiran pendengar
c. Pembicara yang menggugah dapat membangkitkan perhatian pendengar, atau melalui
gambar yang
ditampilkan, pendengar bisa terkesan atau
lebih mengesankan daripada kata-
kata.
9. Bahasa tubuh dan ekspresi, manfaatnya antara lain
:
a. Membantu
jamaah untuk
memahami isi penyuluhan kita
b. Menunjang
efektifitas penyuluhan, penyampaian
pesan kepada jamaah. Beberapa bahasa
tubuh yang mendukung efektifitas penyuluhan, antara lain:
1). Senyum
2). Kontak mata (eye
contact)
3). Perbaikilah gerak–isyarat ekspresi muka
4). Perbaiki sikap gerak–gerik kita
5). Akting dan bermain peran sesuai
dengan topik
10. Peka terhadap jamaah
Kepekaan berawal dari keinginan untuk memuaskan bagaimana mengantisipasi kondisi jamaah yang
tidak menunjang kelancaran proses
komunikasi. Beberapa hal - hal
yang harus diperhatikan berkaitan
dengan kondisi peserta, antara lain:
suhu udara terlalu panas, mengantuk, pandangan mata terhalang, sound
system tidak berfungsi dengan baik, bosan, kelelahan dan lain-lain.
11. Hadirkan
hati
Ciri Penyuluh yang selalu
menghadirkan hati:
a. Kesejukan
muncul karena hati pembicara dipenuhi keinginan tulus memberikan manfaat sebanyak mungkin kepada
orang lain.
b. Memotivasi jamaah
secara reguler. Pembicara
yang menghadirkan hati
selalu membuat pendengar
bersemangat untuk memperbaiki diri.
Kata– katanya tidak pernah menghina atau memojokkan orang lain
walau orang tersebut salah.
Berbicara dari hati antara lain :
1)
Niatkan
hanya untuk mendapatkan keridhaan dari Allah SWT.
2)
Miliki
keinginan agar dapat mempersembahkan yang terbaik untuk pendengar.
3)
Berkeinginan
agar dapat memberikan manfaat untuk
pendengar.
4)
Selalu
ingat (dzikir) kepada Allah selama berbicara.
5)
Tidak
merasa lebih lebih baik lebih hebat dari
pendengar.
6)
Menjaga
perkataan agar tidak terkesan, menghina
orang lain.
7)
Hindari
untuk melebih–lebihkan kata–kata
12. Kekuatan ibadah sebagai penolong point
gagasan
Beberapa
langkah yang perlu dilakukan antara lain :
a.
Kesadaran
hanya Allah yang
membukakan hati
b.
Sempurnakan
ikhtiar dan perbanyak jalan menuju taqwa.
c.
Kekuatan
peyuluh ketika dekat dengan Allah
SWT
d.
Dzikir
dan doa sebagai sarana mendekatkan diri kepada Alloh SWT. Berzikir artinya selalu ingat kepada Allah
SWT. Mengingat Allah akan membuat hati menjadi tenteram. Ketenteraman hati sangat diperlukan ketika kita berbicara. Penyuluh
yang menggugah dan mengubah akan berusaha maksimal menjaga kedekatan
diri kepada Allah SWT. Ibadah, dzikir
dan doa merupakan jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
e.
Menjalankan ibadah
yang dianjurkan, karena dalam
ibadah ada kekuatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar