“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikanmu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al Munafiquun : 9)
Ibadah Ramadhan sesungguhnya bukan hanya
sekedar berpuasa dengan menahan lapar dan dahaga, namun juga menahan diri dari
perbuatan yang tidak berguna atau bahkan yang buruk, dan meningkatkan ibadah
dan amal shaleh.
Ramadhan dari segi bahasa membakar atau
panas yang membakar. Hal ini sesuai dengan bulan Ramadhan dan segala amal
ibadah di dalamnya. Dalam bulan Ramadhan, dengan berpuasa seorang mukmin dapat
menghindarkan dirinya dari perbuatan yang akan membawanya pada siksa api neraka
yang membakar. Dan seorang mukmin diharapkan dapat membakar hawa nafsunya yang
buruk dan memotivasi dirinya untuk menjadi yang lebih baik.
Bulan Tarbiyah
Bulan Ramadhan adalah momentum yang paling baik
dan tepat untuk men-tarbiyah atau melakukan pendidikan pada diri, keluarga dan
masyarakat. Sedikitnya ada empat aspek tarbiyah Ramadhan, di antaranya:
1. Mendidik Kesabaran
Seorang yang berpuasa pada siang hari berada
dalam kondisi menahan lapar dan dahaga. Dan dalam kondisi ini, seorang mukmin
diuji kesabarannya. Sepasang suami istri pun dilarang untuk melakukan hubungan
pada siang hari Ramadhan, yang pada bulan lain hal ini bisa saja dilakukan.
Selain itu, untuk tingkatan puasa yang lebih
tinggi, seseorang harus bisa menahan amarahnya, menahan dirinya dari perkataan
yang buruk, dan apa saja yang dapat mengurangi ibadah Ramadhan. Sehingga salah
satu inti dari ibadah Ramadhan adalah melatih diri untuk selalu bersabar dalam
kehidupan. Rasulullah saw bersabda,
“Puasa bulan sabar (Ramadhan) dan tiga hari
pada setiap bulan dapat menghilangkan kekerasan hati.” (HR. Ahmad)
Dan sudah semestinya ibadah Ramadhan dapat
memotivasi seseorang untuk melatih kesabarannya untuk mengharapkan keridhoan
Allah semata. Allah SWT berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah
kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan
negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali
Imran : 200)
2. Mendidik Kedisiplinan.
Ibadah puasa Ramadhan juga erat kaitannya
dengan kedisplinan. Dalam melaksanakan ibadah puasa, seseorang harus mengatur
waktunya untuk dapat bangun pada saat sahur. Dan juga keteraturan hidup
seseorang menjadi lebih baik. Seseorang yang berpuasa selalu memiliki waktu
makan yang tetap, yaitu pada saat sahur dan berbuka.
Salah satu contoh kedisplinan dalam hal
kebersihan yang dapat diambil dari ibadah puasa Ramadhan, adalah seseorang yang
berpuasa akan menyikat gigi sesudah makan (sahur dan berbuka), dan sebelum
tidur (setelah tarawih).
Dan pada intinya seluruh ibadah dalam Islam
ternyata mendidik manusia menjadi insan yang disiplin dalam perjalanan
hidupnya.
3. Mendidik Kejujuran
Puasa adalah ibadah pribadi masing-masing yang
tentunya orang lain tidak mengetahuinya. Dan disini orang berpuasa dituntut
kejujurannya terhadap diri sendiri untuk tidak makan dan minum, dan apapun
amalan yang dapat mengurangi nilai ataupun membatalkan ibadah puasanya. Karena
selain dirinya dan Allah SWT, tidak seorang pun yang mengetahui bahwasanya ia
berpuasa.
4. Mendidik Kepedulian terhadap Sesama
Salah satu makna ibadah puasa adalah bagaimana
seseorang yang berpuasa dapat merasakan lapar dan dahaga, seperti yang
dirasakan sebagian saudara kita yang kurang mampu. Bahkan orang yang berpuasa
harus menahan lapar dan dahaga walaupun ia memiliki makanan dan minuman untuk
disantap.
Pada akhir Ramadhan, seorang mukmin yang
berpuasa diwajibkan untuk menyerahkan zakat fitrah kepada fakir dan miskin yang
membutuhkan. Dan ini sebagai wujud kepedulian terhadap sesama yang tercermin
dari serangkaian ibadah Ramadhan. Rasulullah saw bersabda,
“Bukanlah seorang beriman yang merasa
kenyang sementara tetangganya kelaparan.” (HR. Bukhari)
Bulan Ibadah
Dalam bulan Ramadhan semua amal ibadah yang
dilakukan memperoleh pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, baik yang
fardhu maupun yang sunnah. Rasulullah menganjurkan kita untuk memperbanyak amal
ibadah pada bulan ini, hingga dengan memberikan makan seseorang yang berbuka
puasa maka baginya ganjaran yang sama seperti yang berpuasa tanpa mengurangi
ibadah orang tersebut. Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa memberi makan kepada orang yang
berbuka puasa, maka ia memperoleh pahala sebesar pahala orang yang berpuasa,
tanpa dikurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu.” (HR. Ahmad)
“Bahkan amalan-amalan sunnah yang dikerjakan
pada Ramadhan, pahalanya dianggap sama dengan mengerjakan amalan wajib” (HR.
Bahaiqi dan Ibnu Khuzaimah)
Bulan Al Quran
Ramadhan disebut sebagai bulan Al Quran karena
bulan Ramadhan adalah satu-satunya bulan yang disebut di dalamnya dan Allah SWT
menurunkan Al Quran pertama kali pada bulan Ramadhan. Allah SWT berfirman,
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang batil)…” (QS. Al Baqarah : 185)
Oleh karena itu, sudah seharusnya bulan
Ramadhan dijadikan momentum untuk semakin akrab dengan Al Quran dengan selalu
membacanya. Karena dengan membaca Al Quran seseorang akan mendapatkan keutamaan
dari Allah SWT. Rasulullah saw bersabda,
“Orang yang membaca Al Quran maka kelak di
akhirat dia akan bersama malaikat yang mulia, sedangkan yang membaca Al Quran
dengan terbata-bata dan bacaan itu terasa sulit baginya dia mendapat dua pahala.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
“Bacalah Al Quran karena ia akan datang pada
hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya.” (HR. Muslim)
Penutup
Demikianlah bagaimana keistimewaan dan
keutamaan bulan Ramadhan bagi seorang mukmin untuk dijadikan sebagai momentum
yang tepat untuk mendidik dirinya menjadi lebih baik, memperbanyak amal ibadah
dan mendekatkan dirinya dengan Allah SWT dengan membaca Al Quran. Rasulullah
saw bersabda,
“Sebaik-baiknya kamu adalah yang mempelajari
Al Quran dan mengamalkannya.” (HR. Bukhari)
Wallahu ‘alam bish showab
Referensi: Fauzan Darul, Ramadahan
Bulan Ibadah, Khairu Ummah Edisi 32, Jakarta Pusat: 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar