1. Abu Bakar Ash-Shiddiq
Kisah sahabat nabi yang pertama
adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad
SAW yang memiliki nama lengkap Abdullah Abi Quhafah At-Tamimi. Pada zaman
sebelum Islam, namanya adalah Abu Ka’bah kemudian diganti oleh Nabi Muhammad
SAW menjadi Abdullah.
Abu Bakar Ash-Shiddiq lahir pada
tahun 573 M dan wafat pada tahun 634 M. Nama Abu Bakar berarti pelopor
pagi hari karena termasuk laki-laki yang masuk Islam pertama kali. Sedangkan
Ash-Shiddiq diberikan karena beliau sentiasa membenarkan semua ajaran yang
dibawa Nabi Muhammad SAW terutama pada saat peristiwa Isra’ Mi’raj.
Abu Bakar Ash-Shiddiq terpilih menjadi khalifah atas usulan
kaum Anshar dan Muhajirin yang sama-sama di antara kedua kaum tersebut menginginkan seorang khalifah dari kalangan mereka. Kemudian usulan tersebut ditolak sehingga disimpulkan bahwa kaum Muhajirin memang lebih berhak untuk mendapatkan kekuasaan dan semua sepakat Umar bin Khattab maju dan membaiat Abu Bakar.Setelah dibaiat, Abu Bakar
Ash-Shiddiq menyampaikan pidatonya yang berisi “taatlah kalian kepadaku
sepanjang aku taat kepada Allah dan Rasulnya di tengah kalian, jika aku
bermaksiat maka tidak wajib kalian taat kepadaku”.
Pasca wafat Nabi Muhammad SAW,
Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi khalifah yang pertama yang menjadi kepala negara
sekaligus pemimpin agama umat Islam dan berlangsung selama dua tahun.
Masa pemerintahan Abu Bakar
Ash-Shiddiq banyak menghadapi permasalahan-permasalahan dari dalam negeri di
antaranya munculnya nabi palsu, kelompok murtad, dan pembangkang zakat. Setelah
berdiskusi dengan para sahabat yang lain, Abu Bakar Ash-Shiddiq memutuskan
untuk memerangi kelompok tersebut (perang melawan kemurtadan).
Setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq
menyelesaikan permasalahan dalam negeri kemudian melakukan ekspansi ke wilayah
utara untuk menghadapi pasukan Romawi dan Persia yang mengancam kedudukan umat
Islam. Namun, Abu Bakar Ash-Shiddiq meninggal sebelum misi ekspansi ini selesai.
Beberapa peradaban yang
berkembang pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq:
- 1. Membudayakan diskusi yang lebih demokratis dalam pemerintahan dan masyarakat.
- 2. Menumbuhkan loyalitas umat Islam dan tentara kepada pemerintah yang memberi support atas semua kebijakan khalifah.
- 3. Membudayakan musyawarah dalam menyikapi setiap permasalahan.
- 4. Menyusun mushaf Al-Qur’an.
- 5. Membangun pemerintahan yang tertib baik di pusat maupun di daerah.
- 6. Memperkokoh militer yang disiplin dan tangguh di medan tempur.
- 7. Menyejahterakan masyarakat secara adil dengan membangun baitulmalserta memberdayakan zakat, infaq, ghanimah, serta jizyah.
Masa pemerintahan Abu Bakar
Ash-Shiddiq, harta dari baitul mal dibagikan kepada seluruh umat Islam, bahkan
ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq meninggal, hanya ditemukan sisa satu dirham dalam
perbendaharaan negara. Seluruh umat Islam mendapatkan bagian yang sama dari
hasil pendapatan negara. Ciri-ciri perekonomian pada masa Abu Bakar antara
lain:
- 1. Menerapkan praktik akad perdagangan sesuai dengan prinsip syariah.
- 2. Tidak menjadikan ahli badar sebagai pejabat negara.
- 3. Menegakkan hukum dan memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat.
- 4. Mengolah rikaz (barang tambang) seperti emas, perak, perunggu, besi menjadi sumber pendapatan negara.
- 5. Memperhatikan ketepatan dalam perhitungan zakat.
- 6 Menerapkan prinsip persamaan dalam distribusi kekayaan negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar