Empat Prinsip Hidup
Ustadz Drs. H. Ahmad Yani
Sekretaris Departemen Dakwah dan Pengkajian Pimpinan Pusat (PP) Dewan MAsjid Indonesia (DMI).
لله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله
أكبر
(tiga kali)
اَلْحَمْدُ
لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ
لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي
بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى
الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Segala puji untuk Allah SWT yang telah memberi
kesempatan kepada kita sekali lagi untuk menikmati ibadah shalat Idul Adha
setelah kita berpuasa Arafah hari kemarin. Kenikmatan ibadah amat dirasakan
oleh sekitar 3 s/d 4 juta umat Islam dari seluruh dunia yang tengah
menyelesaikan tahap akhir ibadah haji di tanah suci.
Kita doakan semoga jamaah haji kita meraih
mabrur, sehat dan bisa kembali ke Tanah air masing-masing dengan warna
keislaman yang menyeluruh dan memiliki semangat perjuangan menegakkan ajaran
Islam setelah berada di tempat bersejarah dari tumbuh dan berkembangnya Islam.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi kita Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan para penerusnya
hingga hari akhir nanti.
Takbir, tahlil dan tahmid kembali menggema di
seluruh muka bumi ini sekaligus menyertai saudara-saudara kita yang datang
menunaikan panggilan agung ke tanah suci guna menunaikan ibadah haji, rukun
Islam yang kelima.
Bersamaan dengan ibadah mereka di sana,
di sini kitapun melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah mereka, di sini
kita melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah haji yaitu puasa hari
Arafah yang bersamaan dengan wuquf di Arafah, pemotongan hewan qurban setelah
shalat idul Adha ini dan menggemakan takbir, tahlil dan tahmid selama hari
tasyrik. Apa yang dilakukan itu maksudnya sama yaitu mendekatkan diri kepada
Allah swt.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Dalam kehidupan ini, ada banyak sekali
prinsip-prinsip hidup yang harus kita jalani dan kita pegang teguh. Belajar
dari kehidupan Nabi Ibrahim as dan keluarganya, pada kesempatan ini paling
tidak, ada empat prinsip hidup yang harus kita wujudkan dalam kehidupan kita,
baik secara pribadi, keluarga maupun masyarakat dan bangsa.
Pertama, berdoa. Salah satu yang amat penting untuk
kita lakukan dalam hidup ini adalah berdoa kepada Allah swt. Do’a bukan hanya
menunjukkan kita merendahkan diri kepada Allah, tapi memang kita merasa
betul-betul memerlukan bantuan dan pertolongan-Nya, karena Allah adalah
segala-galanya, sedangkan kita amat memerlukan dan tergantung kepada-Nya.
Diantara doa Nabi Ibrahim as adalah agar negeri yang ditempati diri dan keluarganya
dalam keadaan aman . Allah swt berfirman menceritakan doa Nabi Ibrahim as:
وَإِذْ قَالَ
إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ
نَعْبُدَ الأصْنَامَ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya
Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku
beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. (QS Ibrahim [14]:35).
Selain itu, Nabi Ibrahim juga berdoa agar
selain aman, negeri ini juga diberikan rizki yang cukup, doa yang dimaksud
dikemukakan Allah swt:
وَإِذْ قَالَ
إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَـَذَا بَلَداً آمِناً وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ
الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُم بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdo’a: “Ya
Tuhanku, jadikanlah negeri ini, sebagai negeri yang aman sentosa dan berikanlah
rizki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada
Allah dan hari kiamat.” (QS Al-Baqarah [2]:126)
Berdoa kepada Allah swt adalah untuk
kepentingan bersama, termasuk mereka yang tidak beriman sekalipun , karenanya
Allah swt menegaskan kepada Nabi Ibrahim as:
قَالَ وَمَن
كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلاً ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ
الْمَصِيرُ
Allah berfirman: “Dan kepada orang kafirpun,
aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka.
Dan itulah seburuk buruk tempat kembali.” (QS. Al-Baqarah [2]:126)
Dalam konteks kehidupan negara kita yang
mengalami krisis, maka sudah seharusnya kita berdoa untuk kebaikan negeri kita
agar menjadi negeri yang aman sentosa dan para pemimpin kita diberi petunjuk
dan mau menerima petunjuk jalan hidup yang benar agar bisa melaksanakan tugas
kepemimpinan dengan benar.
Doa yang amat penting dipanjatkan oleh Nabi
Ibrahim adalah agar diri dan keturunannya terhindar dari kemusyrikan, yakni
menuhankan dan mengagungkan selain Allah swt. Menurut Sayyid Quthb dalam
tafsirnya: “Doa ini menampakkan adanya kenikmatan lain dari nikmat-nikmat
Allah. Yakni nikmat dikeluarkannya hati dari berbagai kegelapan dan
kejahiliyahan syirik kepada cahaya beriman, bertauhid kepada Allah swt.”
Karena itu, iman atau tauhid merupakan nikmat
terbesar yang Allah swt berikan kepada kita semua sehingga iman merupakan sesuatu
yang amat prinsip dalam Islam, dengan iman yang kokoh kita memiliki kemerdekaan
jiwa dalam arti tidak terbelenggu oleh apapun dan siapapun juga kecuali kepada
Allah swt.
Iman juga membuat kita memiliki kekuatan jiwa
sehingga ketiga hidup senang kita tidak lupa diri dan ketika susah kita tidak
putus asa, sesulit apapun keadaannya. Dan dengan iman membuat kita memiliki
ketenangan jiwa karena kita yakin bahwa pasti ada jalan keluar dari
problematika hidup.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Prinsip hidup Kedua adalah
memiliki semangat berusaha sehingga mau berusaha semaksimal mungkin. Hal ini
karena sesulit apapun keadaan, peluang mendapatkan sesuatu tetap terbuka lebar.
Siti Hajar telah membuktikan kepada kita betapa ia berusaha mencari rizki meski
berada di daerah yang saat itu belum ada kehidupan, inilah yang dalam ibadah
haji dan umrah dilambangkan dengan sai yang artinya usaha.
Karena itu, ketika kita sudah berdoa, jangan
sampai kita mengkhianati doa kita sendiri. Berdoa minta ilmu tapi tidak mau
belajar, berdoa minta anak shaleh tapi tidak mencontohkan keshalehan dan tidak
mendidik mereka, berdoa minta sehat tapi mengkonsumsi sesuatu yang mendatangkan
penyakit, berdoa minta rizki tapi tidak mau berusaha meraih yang halal,
begitulah seterusnya. Ini yang kita maksud dengan mengkhianati doa sendiri.
Kadang ada orang salah paham, dia tidak mau
berusaha karena katanya “rizki kan di tangan Tuhan.” Kalimat itu tidak salah,
yang banyak orang salah adalah memahaminya; seolah-olah rizki itu akan kita
dapat secara otomatis, mereka berkata: “sekalipun usaha, kalau bukan rizki kita
tetap saja tidak dapat.” Padahal Allah swt memang sudah menyediakan rizki buat
kita, bahkan tidak ada makhluk di muka bumi ini, kecuali sudah ada rizkinya.
Karena sudah ada dan disediakan, maka kita
tinggal mengambilnya, bukan berpangku tangan. Kambing itu bisa menjadi rizki
kita, tapi kitapun harus berusaha dengan menyembelihnya secara benar,
membersihkannya, memasaknya untuk selanjutnya memakannya, baru jadi rizki kita.
Apa yang sudah di depan mata, kita masih harus berusaha agar menjadi rizki
kita, apalagi rizki yang Allah sediakan di laut, di gunung hingga di pulau lain
dan di belahan bumi yang lain.
Siti Hajar telah mencontohkan kepada kita bahwa
meskipun ia berbaik sangka kepada Allah swt Yang Maha Pemberi Rizki, tapi ia
tetap berusaha untuk mencari rizki, namun ketika mencari rizki, perhatian
dan tanggungjawab utama kepada pendidikan anak tetap dilaksanakan hingga Ismail
menjadi anak yang shaleh dan selalu menunjukkan ketaatan yang luar biasa kepada
Allah swt dan orang tuanya. Bangunan berupa pilar setengah lingkaran di dekat
Ka’bah merupakan monumen bersejarah yang disebut dengan hijr Ismail
(pangkuan Ismail), disitulah dulu Ismail diasuh oleh ibunya.
Karena itu, berjalan dalam rangka berusaha
mencari rizki secara halal untuk bisa menafkahi diri dan keluarga termasuk
berada di jalan Allah swt, Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ اللهَ
يُحِبُّ الْعَبْدَ الْمُحْتَرِفَ، وَمَنْ كَدَّ عَلَى عِيَالِهِ كَانَ كَاالْمُجَاهِدِ
فِى سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ.
Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang
berkarya dan trampil. Barangsiapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk
keluarganya, maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah azza wa
jalla (HR. Ahmad).
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang Dirahmati Allah.
Prinsip hidup Ketiga yang harus
kita wujudkan sebagaimana telah dimiliki oleh Nabi Ibrahim as dan keluarganya
adalah memiliki hati yang bersih dan tajam. Seperti halnya badan dan benda-benda,
hati bisa mengalami kekotoran, namun kotornya hati bukanlah dengan debu, hati
menjadi kotor bila padanya ada sifat-sifat yang menunjukkan kesukaannya kepada
hal-hal yang bernilai dosa, padahal dosa seharusnya dibenci. Oleh karena itu,
bila dosa kita sukai apalagi sampai kita lakukan, maka jalan terbaik adalah
bertaubat sehingga ia menjadi bersih kembali, Rasulullah saw bersabda:
التاَّ ئِبُ
مِنَ الذَنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
Orang yang bertaubat dari dosanya seperti orang
yang tidak menyandang dosa (HR. Thabrani).
Hati yang bersih akan membuat seseorang menjadi
sangat sensitif terhadap dosa, karena dosa adalah kekotoran yang sangat merusak
jiwa. Karena itu, Nabi Ibrahim as sampai berdoa agar jangan sampai hatinya
kotor, karena hal itu hanya akan membuatnya menjadi terhina, apalagi pada hari
kiamat:
وَلا تُخْزِنِي
يَوْمَ يُبْعَثُونَ. يَوْمَ لا يَنْفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ. إِلا مَنْ أَتَى
اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Dan janganlah engkau hinakan aku pada hari
mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak
berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (QS Asy
Syu’araa [26]:87-89).
Setelah hati bersih, maka hatipun menjadi tajam
sehingga orang yang hatinya tajam amat mudah membedakan mana yang benar dan
mana yang salah, mana yang diperintah dan mana yang dilarang. Karena itu, Nabi
Ibrahim as dan anaknya Nabi Ismail cepat paham dan nyambung terhadap perintah
Allah swt untuk menyembelih Ismail meskipun hanya dengan isyarat mimpi.
Dalam kehidupan sekarang, banyak orang yang
hatinya tumpul karena sudah berkarat dengan dosa, sehingga jangankan bahasa
isyarat, bahasa yang terang, jelas dan tegas saja bahwa hal itu diperintah atau
dilarang tetap saja tidak paham atau tidak mau dipahami.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang Berbahagia.
Keempat yang merupakan prinsip hidup yang kita ambil
dari Nabi Ibrahim as dan keluarganya adalah Tidak Menyombongkan diri atas
kebaikan yang dilakukannya. Dalam kehidupan manusia, banyak orang baik merasa
paling baik, bahkan merasa sebagai satu-satunya orang atau kelompok yang baik.
Begitu pula ada orang yang berusaha menjadi orang yang benar tapi merasa
sebagai orang yang paling benar atau satu-satunya yang benar. Ini merupakan
kesombongan atas kebaikan dan kebenaran yang dipegangnya.
Sikap seperti ini merupakan sesuatu yang tidak
baik sekaligus menunjukkan bahwa dia orang yang tidak memahami sejarah. Karena
itu, Nabi Ismail as menegaskan kepada ayahnya Nabi Ibrahim as ketika
diceritakan mimpi ayahnya dengan mengatakan:
فَلَمَّا بَلَغَ
مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي
أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ
سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur
sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah
apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
(QS Ash Shaffat [37]:102).
Apa yang dikemukakan Nabi Ismail as menunjukkan
ia seorang remaja dengan kepribadian yang matang. Ia langsung menangkap
perintah Allah swt dari cerita mimpi ayahnya, bahkan ia siap melaksanakannya
dengan segala konsekuensinya. Yang amat mengagumkan adalah ia mengatakan insya
Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.
Itu artinya ia memang siap menunjukkan
kesabaran, tapi ia tidak mengklaim sebagai anak yang paling sabar apalagi
mengklaim sebagai satu-satunya orang yang sabar, karena ia tahu bahwa dahulu
banyak orang yang sabar, bahkan mereka jauh lebih sabar dari dirinya. Ini
berarti, Ismail bukan hanya punya pemahaman sejarah bahwa dulu banyak orang
yang sabar, tapi juga begitu tawadhu atau rendah hati dengan mengatakan
termasuk orang yang sabar.
Karena itu, ibadah haji yang sedang
dilaksanakan oleh kaum muslimin dari seluruh dunia mengisyaratkan bahwa kita
tidak pantas berlaku sombong, termasuk sombong atas kebaikan yang kita lakukan,
ini diisyaratkan dengan pakaian ihram yang dikenakan, kain yang sama ketika
dikenakan saat membungkus tubuh kita menjelang dikuburkan.
Demikian khutbah Idul adha kita pada hari ini,
semoga menjadi poin-poin penting dalam upaya memperbaiki kualitas hidup kita
masing-masing, baik sebagai pribadi, anggota keluarga maupun masyarakat dan
bangsa. Akhirnya marilah kita sudahi ibadah shalat Id kita pagi ini dengan
sama-sama berdoa:
اَللَّهُمَّ
انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ
الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا
فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ
وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau
adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau
adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau
adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau
adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau
adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari
kaum yang dzalim dan kafir.
اَللَّهُمَّ
أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا
دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى
فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ
وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami,
karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami
yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat
kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap
kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala
kejahatan.
اَللَّهُمَّ
اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ
وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ
بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا
وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا
وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى
دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا
وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut
kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan
berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan
pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia
ini.
Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan
melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selamakami masih hidup dan
jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami
dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami
terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami
orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan
muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal
dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.
اَللَّهُمَّ
اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا
وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
Ya Allah, jadikanlah mereka (para jamaah haji)
haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang diampuni, perdagangan yang
tidak akan mengalami kerugian
رَبَّنَا
اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan
yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari
azab neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar