Optimalisasi Peran Dan Fungsi Mesjid
Masjid
adalah jantungnya ummat Islam. Maju atau mundurnya ummat ini tergantung
kepada seperti apa mesjidnya. Jika masjid saja tidak terurus dengan
baik maka mustahil kejayaan yang pernah diraih pada masa silam akan
kembali terulang. Mesjid memiliki peran yang signifikan dalam
mengembangkan dan membangun kapabilitas intelektual ummat, kegiatan
sosial kemasyarakatan, meningkatkan perekonomian ummat, dan menjadi
ruang diskusi untuk mencari solusi permasalahan ummat terkini. Pada masa
Nabi dan khalifah sesudahnya masjid selain sebagai tempat beribadah
juga berfungsi sebagai tempat menuntut ilmu dan tempat merencanakan
kegiatan kemasyarakatan. Disana dibicarakan masalah yang menyangkut
hajat hidup orang banyak. Bahkan hingga masalah militer (strategi
perang) juga dibahas Dr. Ir. H. Nana Rukmana D. W. MA., dalam bukunya “Manajemen Masjid: Panduan Praktis Membangun dan Memakmurkan Masjid” mengungkapkan:
Selama
ini yang dipahami oleh banyak orang adalah masjid hanya diperuntukkan
untuk ibadah-ibadah ritual belaka seperti sholat, membaca
Al-Qur’an,berinfaq dan lain sebagainya. Fungsi itu pun dirasa belum
maksimal sebab masih banyak masjid yang dikunjungi jemaahnya pada
saat-saat tertentu saja. Misalnya di awal-awal bulan Ramadhan, hari
Jumat dan di hari raya. Sedangkan di hari-hari lain sangat sedikit
Jemaah yang beribadah didalamnya. Bahkan ada masjid yang jemaahnya hanya
beberapa orang saja. Tidak salah rasanya kalau ada tokoh Yahudi yang
berkata: kalau jumlah jemaah sholat Shubuh sama dengan jumlah jemaah
jumatnya maka ini adalah badai kebangkitan Islam. Ini adalah ancaman
buat kita. Kalau jemaah sholat Shubuhnya sangat sedikit maka kita bisa
tidur nyenyak. Ini menjadi bukti bahwa masjid adalah pusat kekuatan
ummat Islam. Kehadiran masjid harusnya mampu mengokohkan persaudaraan
diantara ummat Islam.
Menurut
data Kemenag (2010) jumlah masjid di Indonesia adalah sebanyak 800.000
buah dan diprediksi akan terus bertambah. Hal ini harus kita syukuri
karena jumlahnya terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Kendati
begitu, harus diakui bahwa masjid-mesjid tersebut belum dimanfaatkan
secara optimal. Bila dicermati perkembangannya dewasa ini masih banyak
pengurus masjid yang lebih memperhatikan kemegahan bangunannya. Inilah
yang ditenggarai menjadi penyebab terhambatnya kemajuan Islam. Jangan
heran bila ada masjid yang sangat mewah sementara jemaahnya hanya ramai
di hari-hari besar Islam saja. Sementara fungsi strategis lainnya
seperti pendidikan dan sosial terabaikan. Kehadiran masjid sejatinya
harus mampu menjadi solusi dari permasalahan yang ada. Masalah
kemiskinan misalnya. Mesjid bisa menjadi mitra pemerintah dalam rangka
mengentaskan kemiskinan karena masjid selalu dikunjungi oleh banyak
orang. Tentu sebelum itu para jemaah harus terus dimotivasi untuk
menyalurkan hartanya baik zakat, infaq dan sedekah. Potensi ini sangat
besar bila mampu dikelola dengan
professional.
Untuk
mencapai tujuan diatas memang bukan pekerjaan mudah, akan tetapi bukan
berarti tidak mungkin untuk diraih. Pengurus (takmir masjid) harus
memiliki kemampuan manajerial dalam mengelola masjid. Ini harus didukung
dengan pembenahan internal dari jemaah masjid itu sendiri. Sebab
pengurus hanya fasilitator saja. Jemaah lah yang paling berperan dalam
mengoptimalkan peran dan fungsi masjid. Ada beberapa hal yang harus
dilakukan yaitu mengaktifkan kepengurusan masjid, mengaktifkan kegiatan
masjid, meningkatkan kepedulian jemaah terhadap masjid, meningkatkan
kualitas manajemen masjid dan pemeliharaan fisik masjid.Pengurus/takmir
masjid harus punya visi yang jauh kedepan. Ia harus punya langkah dan
strategi yang tepat untuk melaksanakan program tersebut. Tentu ia harus
dibekali dengan ilmu yang mumpuni. Untuk memaksimalkan peran
masjid maka setidaknya hal-hal dibawah ini harus menjadi perhatian lebih
dari pengurus.
Menggerakkan majlis taklim yang ada didalamnya
Disaat
pemerintah kewalahan dalam membendung pengaruh negatif dari globalisasi
maka kehadiran majlis taklim diharapkan mampu menjadi solusi dari
perbaikan akhlak ummat. Meningkatnya tindak kriminal akhir-akhir ini
membuktikan bahwa pendidikan agama yang diberikan selama ini nyatanya
belum mampu untuk menghasilkan manusia yang berakhlak mulia. Sholat
seolah-olah hanya menjadi ritual rutin belaka. Tidak ada pengaruhnya
sama sekali. Majlis taklim bisa menjadi wadah yang tepat untuk itu.
Berbagai acara keagamaan bisa diangkatkan. Untuk menghindari kejenuhan
jemaah, tidak ada salahnya jika tema-temanya dekat dengan kehidupan
sehari-hari jemaah dan bagaimana Islam memandang hal tersebut .
Misalnya: Tips sehat ala Rasulullah, Pacaran dalam kacamata Islam dan
lain sebagainya.
Mengikutsertakan remaja
Remaja adalah agent of change (agen
perubahan). Maju atau mundurnya ummat Islam di kemudian hari ditentukan
oleh seperti apa remajanya hari ini. Tidak diragukan lagi remaja
memiliki kelebihan yaitu fisik yang bugar, semangat tinggi, dan
kecemerlangan pikiran. Potensi tersebut harus digali untuk hal-hal yang
positif. Mereka harus didekatkan dengan masjid sejak dini. Sebab, ketika
mereka sudah terpengaruh oleh budaya luar maka sulit untuk mencegahnya.
Sasarannya nanti adalah remaja dapat berkontribusi dalam mengoptimalkan
peran masjid. Potensi remaja dengan semangat dan tenaga baru ini harus
diupayakan untuk turut serta dalam berbagai kegiatan-kegiatan yang
diadakan di masjid.Tercatat saat ini di banyak masjid di tanah air telah
ada organisasi remaja masjid. Disini remaja Islam dibentuk karakter dan
dibina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai Islami. Berbagai acara
diangkatkan sesuai dengan minat dan bakat remaja seperti lomba nasyid,
pidato, kaligrafi dan lain sebagainya. Dengan bergabung di dalamnya
artinya remaja telah membentengi diri mereka sendiri dari pergaulan bebas, tawuran, narkoba dan lain sebagainya.
Mengadakan berbagai jenis pelatihan dan seminar
Berbagai
pelatihan dan seminar perlu dilaksanakan untuk mengupgrade kemampuan
pengurus masjid maupun jemaah. Banyak hal yang bisa dilaksanakan seperti
seminar keluarga Islami, seminar parenting, seminar zakat, pelatihan
manajemen masjid, pelatihan kepemimpinan, pelatihan mengurus jenazah,
pelatihan jurnalistik, kursus bahasa dan lain sebagainya. Dengan
diadakannya acara-acara diatas maka tidak ada lagi istilah masjid
kosong tanpa kegiatan.
Menjadikan masjid sebagai pusat ilmu
Mesjid
tidak hanya sekedar tempat untuk ibadah ritual saja. Ia juga harus
dijadikan sebagai pusat ilmu pengetahuan. Penyebab mundurnya ummat Islam
hari ini adalah karena generasi muslimnya malas membaca. Padahal dengan
membaca seseorang akan mengetahui apa yang belum diketahuinya. Padahal
dahulunya Islam jaya karena penganutnya rajin membaca. Ilmuwan-ilmuwan
Islam bahkan menjadi rujukan bagi dunia barat seperti Ibnu Sina, Al
Farabi, Ibnu Rusyd dan lain-lain. Keberhasilan yang mereka raih
tersebut dikarenakan banyak membaca. Oleh karenanya untuk mengembalikan
kejayaan tersebut masjid harus dilengkapi dengan buku bacaan. Keberadaan
perpustakaan masjid adalah suatu keniscayaan. Buku-buku yang dipajang
disana haruslah buku-buku yang sangat dibutuhkan oleh jemaah. Tentu
tidak hanya buku keagamaan belaka. Buku-buku lainnya juga harus tersedia
agar pengetahuan jemaah masjid semakin bertambah. Jika setiap masjid
yang ada memiliki perpustakaan maka tentu akan memudahkan masyarakat
dalam mengakses bahan bacaan. Kelebihannya adalah perpustakaan di masjid
tidak membutuhkan birokrasi yang berbelit-belit.
Bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat
Mesjid
adalah kepunyaan ummat Islam. Setiap pihak harus peduli terhadap
kemajuannya mulai dari takmir (pengurus masjid), masyarakat setempat dan
pihak terkait lainnya. Jika salah satu saja tidak turut andil di
dalamnya maka mustahil masjid mampu menjalankan perannya dengan
baik.Tugas untuk mengoptimalkan peran masjid bukan hanya tugas pengurus
masjid. Warga setempat harus turut membantu terlaksananya program yang
telah dibuat pengurus. Disamping itu hal ini tentu tidak akan berjalan
dengan baik bila pemerintah setempat atau birokrat yang ada tidak
mendukung sepenuhnya.Banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah dalam
membantu mengoptimalkan peran masjid. Salah satunya adalah memberikan
bantuan dana demi kelancaran pembangunan masjid dan terlaksananya
program-program yang telah direncanakan. Jika pemerintah sudah turut
andil tentu tugas berat yang dibebankan kepada pengurus masjid akan
semakin berkurang. Dengan adanya perhatian pemerintah maka masjid-masjid
yang ada tidak akan lagi ada yang sepi dari kegiatan dan jemaahnya.
Memberdayakan fakir miskin yang menjadi tanggung jawab masjid
Selama
ini masjid seolah-olah menjadi harapan terakhir bagi kaum
peminta-minta. Ketika kesulitan mendapatkan uang di jalanan biasanya
mereka mendatangi masjid. Mereka sudah duduk di teras masjid sambil
menadahkan tangan kepada jamaah ketika sebelum dan sesudah sholat.
Sebetulnya tidak ada yang salah. Kehadiran pengemis tersebut juga
menjadi peluang amal bagi jamaah yang hendak bersedekah. Akan tetapi
jika hal ini terus dibiarkan tentu mendatangkan masalah baru yaitu tidak
tumbuhnya pola hidup mandiri. Pengemis hanya akan menyandarkan hidupnya
kepada jamaah. Melihat kondisi ini maka masjid perlu melakukan
terobosan-terobosan baru. Salah satunya adalah mendirikan koperasi, BMT
dan sejenisnya yang dikelola secara syariah. Jika hal itu tidak
memungkinkan maka harus ada cara lain misalnya memberikan pinjaman modal
usaha kepada pengemis. Tentu sebelum itu harus ada pendataan. Setelah
itu harus ada akad yang jelas terhadap pinjaman tersebut(berapa lama
modal tersebut akan dikembalikan). Dengan begini maka masjid bisa
memberikan manfaat kepada lingkungan sekitarnya. Kalau langkah diatas
dirasa sulit pemberian infaq dan sedekah bisa saja dilakukan tetapi
dengan cara mendata orang-orang yang berhak menerimanya lalu
mengantarkannya ke rumah orang yang membutuhkan tersebut. Masalah yang
terjadi selama ini yaitu ricuhnya pemberian BLT atau bantuan sejenisnya
bahkan ada yang sampai terinjak dan meninggal dunia dikarenakan
bertumpuk di satu tempat. Pengurus masjid bisa berkaca melalui hal
tersebut dan lebih berhati-hati jika ingin menyalurkan bantuan. Jika hal
ini berhasil maka masjid turut membantu program pemerintah yaitu ikut
mengentaskan kemiskinan.
Menumbuhkan kemandirian masjid
Tak
ada yang bisa membantah kalau masjid dibangun melalui uang yang
disalurkan oleh jemaah berupa infaq dan sedekah. Sumber dana lainnya
biasanya didapatkan dari pemerintah atau birokrasi di daerah setempat.
Uang itulah yang ditabung dan dikumpulkan selama bertahun-tahun hingga
akhirnya masjid berdiri dengan kokohnya. Dengan begitu di satu sisi
secara tidak langsung pengurus masjid terbantu dalam mencari dana
pembangunan mesjid. Sedangkan di sisi lainnya menjadi ladang amal juga
bagi para jemaah. Kelemahan dengan diberlakukannya sistem ini adalah
masjid terlalu bergantung kepada bantuan dana dari jemaah. Padahal jika
jeli masjid bisa mendapatkan dana dari sumber lainnya. Caranya bisa
dengan mendirikan berbagai jenis usaha barang dan jasa di sekitar
lingkungan masjid dan lain sebagainya. Modalnya bisa diambil dari infaq
dan sedekah yang terkumpul. Mesjid juga bisa mengajukan proposal kepada
lembaga keuangan syariah yang ada demi mendapatkan bantuan. Artinya
adalah masjid-mesjid untuk kedepannya diharapkan harus mampu membangun
kemandirian. Tentu tetap membuka peluang bagi jemaah yang ingin berinfaq
dan bersedekah.
Kesimpulan
Melihat
pertumbuhan masjid di tanah air maka sayang sekali jika keberadaan
masjid tidak memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kemaslahatan
ummat dan demi kemajuan Islam. Untuk mengoptimalkan peran dan fungsi
masjid maka dibutuhkan manajerial (kepemimpinan) yang baik dari
pengelola masjid. Sekali lagi tujuan mulia tersebut tidak akan tercapai
tanpa adanya kerjasama dari pengurus, jemaah dan pemerintah. [Fauzul Izmi/wasathon.com]
[*] Dr. Ir. H. Nana Rukmana D. W., MA, Manajemen Masjid: Panduan Praktis Membangun dan Memakmurkan Masjid, Bandung: MQS Publishing, 2009, hlm. 37.
Biodata Penulis:
Fauzul
Izmi, Telah menulis lebih kurang 11 buku.Tulisan-tulisannya sudah
dimuat di sejumlah media massa. Alamat RT 6, Silaing Bawah, Kecamatan
Padang Panjang Barat,Sumatera Barat. Email:fauzul_izmi84@yahoo.co.id
Peserta Lomba Menulis: Memakmurkan Masjid Kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar