MUTIARA HIKMAH : Penghalang Turunnya Azab Allah

✍- Azab Allah yang bersifat penghancuran umum - menurut sebagian ulama - tidak terjadi lagi setelah Allah Ta'ala menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa berdasarkan isyarat dari ayat Alquran: "Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia, petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat." (QS. Al-Qashash: 43)☘

👉 Terkait isyarat dari ayat tersebut, Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, "Bahwa sesudah diturunkan Taurat, Allah tidak mengazab suatu umat dengan azab yang menyeluruh..." Sementara Firaun dan bala tentaranya dibinasakan sebelum Nabi Musa menerima Taurat. Terlepas dari pendapat tersebut, ada beberapa hal yang menjadi penghalang turunnya azab Allah dengan penghancuran menyeluruh sebelum hari kiamat.🍀

👉 Azab Allah dengan penghancuran menyeluruh disebut dengan istilah azab istishal yaitu azab dengan penghancuran suatu komunitas secara menyeluruh sehingga tidak ada yang hidup lagi di antara mereka, seperti yang terjadi pada kaum Ad, Tsamud, kaum Nabi Luth dan Firaun beserta bala tentaranya. Ada beberapa faktor yang dapat menghalangi turunnya azab Allah yang bersifat penghancuran umum tersebut, meskipun azab Allah kepada individu atau beberapa pihak yang zalim masih mungkin terjadi.🌿

👉 Pertama, keberadaan pribadi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, atau para ulama dan dai atau kaum muslimin yang melakukan amar maruf nahi munkar di tengah-tengah masyarakat.🌳

Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya Allah, jika betul (Alquran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. (QS. Al-Anfal: 32-33).🌴

Juga berdasarkan hadis Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dengan derajat hasan, "Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, lakukanlah amar maruf nahi munkar atau hampir saja Allah mengirimkan hukuman atas kalian dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya lalu doa kalian tidak dikabulkan." (HR. Tirmidzi).🌿

👉 Kedua, keberadaan orang-orang yang beristighfar memohon ampun kepada Allah di tengah masyarakat. Atau keberadaan orang-orang yang berdosa namun masih menyadari bahwa perbuatannya adalah dosa, dan masih menyesalinya dengan mohon ampun kepada Allah, seperti yang disebutkan oleh ayat 33 Surat Al-Anfal di atas. Di dunia saat ini hampir selalu ada para dai pelaku amar maruf nahi munkar, atau kelompok kaum muslimin yang melakukan amar maruf nahi munkar dengan menggunakan berbagai sarana, atau orang-orang yang masih memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa mereka.☘

Umat-umat terdahulu dihancurkan oleh Allah karena Nabi mereka dan orang-orang yang beriman diusir semuanya dari wilayah tempat mereka berbaur, atau karena Allah memerintahkan Nabi dan umatnya yang beriman untuk pergi meninggalkan orang-orang kafir tersebut, seperti yang terjadi pada kaum Nabi Luth alaihissalam. Sehingga wilayah itu menjadi steril dari orang-orang baik, kemudian Allah menurunkan azab-Nya.🍀

👉 Ketiga, karena Allah berkehendak menunda azab secara fisik untuk orang-orang zalim tanpa melalaikan perhitungan atas kezaliman yang mereka lakukan dan menyediakan azab yang pedih untuk mereka di akhirat. "Dan janganlah sekali-kali kamu mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak (hari kiamat)." (QS. Ibrahim: 42).🌴

👉 Keempat, adanya hikmah lain yang bisa jadi hanya Allah yang tahu sehingga Dia tidak menurunkan azab-Nya kepada suatu kaum meskipun penghalang-penghalang lain sudah tidak ada. Diantara bentuk hikmah tersebut misalnya:

✍ Allah mengetahui bahwa di antara mereka di masa depan ada yang bertobat, yang kafir menjadi muslim, yang zalim menjadi pembela orang yang dizalimi dan seterusnya. Seperti yang terjadi pada Khalid bin Walid, Ikrimah bin Abu Jahal, Hindun binti Utbah radhiyallahu anhum di masa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. "Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu, Allah menerima tobat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim. Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran: 128-129).🌳

👉 Allah mengetahui bahwa di antara keturunan mereka kelak ada yang beriman kepadaNya sehingga sekalipun mereka tidak bertobat hingga akhir hayat, kehidupan mereka diperlukan untuk melahirkan keturunan yang saleh di masa depan. Ketika Rasulullah ditawarkan oleh malaikat penjaga gunung untuk menghancurkan orang-orang kafir yang menyakiti beliau dengan menimpakan dua buah bukit kepada mereka, Rasulullah menjawab, "Bahkan aku berharap Allah mengeluarkan dari sulbi mereka keturunan yang akan beribadah kepada Allah semata, tidak menyekutukan-Nya." (HR. Bukhari & Muslim).🙏

Komentar