Menjadi Penyuluh Agama yang Menggugah dan Mengubah



Penyuluh Agama Islam memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting dan strategis sebagai pelaku yang membangun mental dan etika masyarakat.   Di antara perannya yang penting yaitu bahwa  Penyuluh Agama Islam dituntut dapat membimbing dan memberikan layanan konseling bagi masyarakat, utamanya masyarakat yang menjadi sasaran tugasnya.

Penyuluh dalam menjalankan tugasnya,  di samping menyampaikan materi, memenuhi jadwal yang telah disanggupi yang terkadang tanpa bekas atau tanpa kesan,  juga harus memiliki kiat - kiat tertentu yang seharusnya menjadi pembelajaran yang  mampu menempatkan diri sebagai  penyuluh yang  menggugah dan mengubah masyarakat.

Persoalannya, sejauh ini masih ada sebagian penyuluh dalam tugas kepenyuluhannya, sekedar    menepati jadwal, tanpa bekas  tanpa kesan bahkan jama’ah binaanya mengeluh karena seringnya tidak datang, ijin,  dan kalau datangpun tergesa-gesa.  Maklum ada jamaah kita yang menganggap penyuluh itu bagaikan malaikat. Bahkan pernah terjadi karena sering dianggap malaikat jamaahnya ditinggalkan tanpa permisi, maka dakwah bertahun-tahun sedikitpun tak menggugah apa lagi mengubah, perubahan yang terjadi jamaah bubar dengan alasan yang beraneka ragam.       
                                      
Menjadi Penggugah dan Pengubah

Penyuluh yang dapat menggugah berarti seorang penyuluh yang semua aktivitasnya dapat menyentuh hati, tidak hanya menjadi konsumsi akal, tetapi mampu menembus relung hati, menyejukkan dan  menyentuh rohani sehingga menimbulkan kesan mendalam ke dalam hati jamaahnya.    Sementera itu, penyuluh yang dapat mengubah, artinya semua aktivitas penyuluh itu dapat  menimbulkan efek perubahan bagi jamaahnya.   Awalnya perubahan paradigma atau pandangan,  kemudian perubahan motivasi, sikap dan akhirnya perilaku  jamaahnya.

Berikut ini, beberapa kiat yang dapat dilakukan oleh Penyuluh Agama Islam agar dapat menjadi pribadi penggugah dan pengubah jamaah binaannya.

1.   Tuluskan niat, utamanya pada saat sebelum melakukan penyuluhan,  selama melaksanakan penyuluhan dan pasca penyuluhan.  Niat yang tulus sebelum (pra) melakukan penyuluhan, dipraktekkan dalam bentuk:
a.    Berniat menyebarkan kebenaran supaya diridhai oleh-Nya
b.   Tidak mengharap balasan, kecuali balasan-Nya
c.    Tidak membeda-bedakan pendengar, dihadapan-Nya semua sama 
Sementara itu, niat yang tulus pada saat  melakukan penyuluhan,  diimplementasikan  dalam bentuk:
a.    Tidak ingin kelihatan lebih pintar, hebat menonjolkan diri.
b.   Tidak ingin mendapatkan pujian dari pendengar mereka semua ladang kebaikan buat semua penyuluh.
Sedangkan  niat yang tulus pada saat  selesai melaksanakan penyuluhan, diwujudkan dalam bentuk:
a.    Tidak merasa berjasa telah menyampaikan kebaikan
b.   Yakin hanya Allah SWT yang membuat pendengar paham & berubah
c.    Mengharap pendengar/jamaah hati tergugah sikap berubah lebih baik.
                                                                                                                                                                                                               
2.   Visi yang fokus. Bagaimana agar visi menjadi fokus pada saat memberikan penyuluhan? Berikut beberapa tipsnya:
a.   Tentukan tujuan utama penyuluhan
b.   Perkaya dengan informasi dari media dan buku bacaan atau kisah teladan   
c.    Cari contoh nyata yang dekat keseharian jamaah
d.   Tentukan tahap-tahap penyampaian tujuan penyuluhan
e.   Tentukan topik penyuluhan di depan publik terbatas  dan jangan berlebihan
f.     Lengkapi dan sempurnakan kekurangan dengan menerima saran

3.   Evaluasi Diri
Berikut ini beberapa kiat untuk melakukan evaluasi diri:
a.    Menata nati meluruskan niat supaya hati  bersih, sehingga terlepas dari  sikap sombong.                                                                                                                                                                                                                                                                                                     
b.   Luangkan waktu, setelah berbicara dihadapan audiens, menyapa.
c.    Mintalah pendapat dari pendengar  untuk memperkaya informasi
d.   Rekam pembicaraan yang sudah kita lakukan baik secara audio maupun   visual untuk dikoreksi saat waktu luang, sebelum dikoreksi pendengar.

4.   Jiwai tujuan
Kunci kekuatan penyuluhan baru akan berfungsi,  jika apa yang akan kita lakukan telah menjadi bagian dirinya.

5.   Kenali jamaah
Keuntungan mengenali jamaah antara lain :
a.    Dapat memahami  Audiens
b.   Menyesuaikan bahasa & isi pembicaraan dengan kondisi pendengar
c.    Memudahkan beradaptasi dengan  jamaah dan mereka  merasa   diperhatikan

6.   Penampilan sopan dan rapi, maka akan:
a.    Menjadi pengendali diri dan  menambah daya tarik jamaah
b.   Tampil sehat fisik tidak nglokro dan percaya diri tetapi hati-hati.
c.    Gunakan pakaian yang sesuai: kenali audiens apakah termasuk remaja, orang tua,     majelis taklim, eksekutif lalu sesuaikan cara berpakaian.
d.   Pilih pakaian yang nyaman, sederhana dan rapi-bersih
e.    Bercermin sebelum tampil, sudah pantaskah aku?
f.    Lakukan cek ricek sebelum tampil.
g.   Kendalikan nafsu makan.

7.   Satukan hati  atau rasakan bahwa kita dekat dengan jamaah

Merilekskan suasana, mengawali materi dengan menyapa jamaah, sehingga mereka merasa dekat dan diakui merupakan pintu masuk membangun kedekatan diri kita dengan jamaah.  Berikutnya,  penyuluh  dapat menyebutkan sebagian nama jamaah sehingga mereka merasa menjadi bagian dari pembicaraan.  Menyapa jamaah  dengan bahasa daerah atau bahasa mereka. Lakukan hal-hal sebagai berikut :
a.    Melakukan interaksi sesuai dengan hobi atau kesenangan jamaah
b.    Cerita singkat, misalnya kisah nyata yang baru dialami sebelum  bertemu    pendengar    atau cerita lucu yang bisa membuat pendegar  gembira
c.    Memulai dengan humor adalah salah satu cara agar    gairah jamaah  bangkit, tidak mengantuk dan stabil dalam mengikuti pembicaraan.
d.   Humor dapat  mencairkan suasana sehingga pembicaraan tidak monoton.

8.   Visualisasi dan humor                                                   
a.    Visualisasi merupakan strategi pembicara agar pendengar mudah memahami    pesan, salah satunya melalui film yang memotivasi
b.   Ciptakan gambar yang hidup dalam pikiran pendengar
c.    Pembicara  yang  menggugah  dapat  membangkitkan  perhatian pendengar,  atau  melalui gambar  yang  ditampilkan, pendengar bisa terkesan atau lebih mengesankan daripada kata-  kata.      
       
9.   Bahasa tubuh dan ekspresi, manfaatnya antara lain :
a.    Membantu jamaah  untuk  memahami isi penyuluhan kita
b.   Menunjang efektifitas penyuluhan, penyampaian pesan kepada jamaah. Beberapa bahasa tubuh yang mendukung efektifitas penyuluhan, antara lain:
1).  Senyum
2).  Kontak mata (eye contact)
3).  Perbaikilah gerak–isyarat ekspresi muka
4).  Perbaiki sikap gerak–gerik kita
5).  Akting dan bermain peran sesuai dengan topik 
 
10.  Peka terhadap jamaah
Kepekaan berawal dari keinginan  untuk memuaskan  bagaimana mengantisipasi kondisi jamaah yang tidak menunjang kelancaran proses  komunikasi. Beberapa hal - hal  yang  harus diperhatikan berkaitan dengan kondisi peserta, antara lain:  suhu udara terlalu panas, mengantuk, pandangan mata terhalang, sound system tidak berfungsi dengan baik, bosan, kelelahan dan lain-lain.

11.  Hadirkan hati
Ciri Penyuluh yang selalu menghadirkan hati:
a. Kesejukan muncul karena hati pembicara dipenuhi keinginan tulus  memberikan manfaat sebanyak mungkin kepada orang lain.
b.  Memotivasi jamaah secara reguler. Pembicara  yang   menghadirkan   hati   selalu membuat   pendengar bersemangat untuk memperbaiki diri.  Kata– katanya  tidak  pernah menghina atau memojokkan orang lain walau orang  tersebut  salah.  Berbicara dari hati antara lain :
1)      Niatkan hanya untuk mendapatkan keridhaan dari Allah SWT.
2)      Miliki keinginan agar dapat mempersembahkan yang terbaik untuk pendengar.
3)      Berkeinginan agar dapat memberikan manfaat untuk  pendengar.
4)      Selalu ingat (dzikir) kepada Allah selama berbicara.
5)      Tidak merasa lebih  lebih baik lebih hebat dari pendengar.
6)      Menjaga perkataan agar tidak terkesan, menghina  orang lain.
7)      Hindari untuk melebih–lebihkan kata–kata  

12.  Kekuatan ibadah sebagai penolong point gagasan

Beberapa  langkah yang perlu dilakukan antara lain :
a.    Kesadaran hanya Allah yang membukakan hati
b.   Sempurnakan ikhtiar dan perbanyak jalan menuju taqwa.
c.    Kekuatan peyuluh  ketika dekat dengan Allah SWT                                                                        
d.   Dzikir dan doa sebagai sarana mendekatkan diri kepada Alloh SWT.  Berzikir artinya selalu ingat kepada Allah SWT.  Mengingat Allah akan  membuat hati menjadi tenteram.  Ketenteraman hati sangat diperlukan  ketika kita berbicara.  Penyuluh  yang menggugah dan mengubah akan berusaha maksimal menjaga kedekatan diri kepada  Allah SWT.  Ibadah, dzikir dan doa merupakan jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT.                                                                                          
e.    Menjalankan  ibadah  yang  dianjurkan, karena  dalam  ibadah  ada  kekuatan.



Komentar