Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Pada hari ini, 88 tahun yang lalu tepatnya 28 Oktober 1928 , semangat perjuangan praq pemuda menyatu dalam satu misi dan visi merebut kemerdekaan menuju bangsa yang bermartabat. Setiap tahun di Negara kita diperingati hari
peringatan Sumpah Pemuda, yaitu tanggal 28 Oktober. Hari yang sangat bersejarah
bagi kemerdekaan bangsa Indonesia. Karena pada masa itu bangsa Indonesia berada
dalam belenggu penjajah dan kemudian para pemuda berinisiatif untuk bangkit dan
bersatu mengusir penjajah. Akhirnya sepakat dan terjadilah Sumpah Pemuda.
Semangat Sumpah Pemuda mencapai klimaksnya pada 17 Agustus 1945 ketika
Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Sejak itu, Indonesia yang terdiri atas berbagai etnis, agama, dan
golongan menjadi bangsa yang merdeka dan bersatu.
Dulu, ImamSyafii telah hafal Al Quran pada usia sekitar 9 tahun dan
mulai diminta ijtihadnya pada usia kira-kira 13 tahun, akhirnya ia menjadi
mujtahid, imam madzhab yang terkemuka.
Hassan Al Banna mendirikan gerakan Ikhwanul Muslimin pada usia 23
tahun.
Usamah bin Zaid pada usia 18 tahun telah memimpin pasukan perang Ali
bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam pada usia 8 tahun telah terlibat dalam
perjuangan.
Lalu bagaimana dengan keadaan zaman sekarang? apa yang sedang dilakukan
dan difikirkan oleh remaja berusia 8 hingga 18 tahun dan pemuda-pemudi berusia
23 tahunan? Kita bisa melihat sendiri disekitar kita. Mereka yang tawuran,
terlibat pencurian, pecandu narkoba, pemerkosaan, pelaku seks bebas sampai
koruptor adalah para pemuda. Naudzubillah min dzaik
Walau pun masih banyak pemuda yang mengisi kemerdekaan ini dengan
mengukir prestasi. Melalui belajar sungguh-sungguh dan berprestasi melalui
olahraga, dan lain sebagainya. Mereka yang mengharumkan nama bangsa juga
pemuda.
Kita patut berbangga.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Masa muda merupakan masa sempurnanya pertumbuhan fisik dan kekuatan
seorang manusia.. Masa muda adalah masa yang penuh dengan godaan untuk
memperturutkan hawa nafsu. Seorang pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan
fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak dalam pikiran maupun jiwa, yang
tak jarang menyebabkan hidupnya terguncang.
Dalam kondisi seperti itu, peluang terjerumus kedalam keburukan dan
kesesatan yang dibisikkan setan sangatlah besar. Apalagi Iblis yang telah
bersumpah di hadapan Allah SWT bahwa dia akan menyesatkan manusia dari
jalan-Nya dengan menempuh segala cara,
“Iblis berkata: ‘Karena Engkau
telah menghukumku tersesat, aku benar-benar akan (menghalangi-halangi) manusia
dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka, dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”
(QS al-A`raf: 16-17)
Agama Islam memberi perhatian sangat besar terhadap upaya perbaikan
mental para pemuda. Karena generasi muda hari ini adalah pemeran utama di masa
yang akan datang. Merekalah fondasi yang menopang masa depan umat ini. Karena
itu, banyak ayat al-Qur’an dan hadis yang mendorong kita agar membina dan
mengarahkan para pemuda kepada kebaikan. Karena jika mereka baik maka umat ini
akan memiliki masa depan yang cerah.
Generasi tua akan digantikan dengan generasi muda yang shaleh.
Rasulullah SAW juga bersabda, “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi
Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan kecuali
naungan-Nya: …dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada
Allah.” (HR Bukhari dan Muslim).
Hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia
Dalam Hadits, pemuda disebut sebagai syaab. Misalnya
dalam hadits “Lima Perkara Sebelum Lima Perkara Lainnya”: syabaabaka qabla haramika (masa mudamu sebelum masa tuamu). Juga
dalam hadits “Tujuh Golongan Yang Mendapat Naungan Allah”: syaab nasya-a fii ‘ibadatillah (seorang pemuda yang tumbuh besar
dalam ibadah dan taat kepada Allah).
Mengapa pemuda?
Alasan pertama, karena pemuda
adalah generasi penerus, yaitu generasi yang meneruskan generasi sebelumnya
yang baik. Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak
cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka
dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka.” (QS.
Ath-Thur : 21)
Alasan kedua, karena pemuda
adalah generasi pengganti, yakni menjadi pengganti generasi sebelumnya yang
buruk dan tidak taat kepada Allah. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang
beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak
Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun
mencintainya.” (QS. Al-Maidah : 54)
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah
Lahirnya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang kini kita
kenang selalu, adalah bukti kongkrit pentingnya masa muda sebagai titik tolak
idealisme menuju pembaharuan hidup yang lebih baik. Baik secara individu,
sosial, politik dan negara.
Karena itu, setiap kita berbicara perbaikan sebuah negara, mulailah
pertama kali dari perbaikan genarasi mudanya. Jangan bermimpi memperbaiki
negara, bila pemudanya hancur secara spiritual, hidup dalam gelimang dosa dan
kebobrokan moral.
Generasi muda hari ini adalah cerminan masa depan sebuah negara. Oleh
karena itu, sudah saatnya kini generasi muda dijaga. Jangan biarkan mereka
berjalan tanpa tuntunan. Tugas generasi tua adalah memberikan bimbingan, bukan
melemparkan mereka ke lubang kehancuran.
Bukan orang tua yang baik, bila membiarkan anak-anak mudanya rusak iman
dan idealismenya. Ingat, bahwa hanya dengan iman kokoh anak-anak muda akan
menjadi sukses. Sukses secara keduniaan, lebih dari itu sukses secara akhirat.
Maka sungguh sangat mengerikan bila kurikulum pendidikan hanya fokus kepada
masalah-masalah keduniaan. Di sana-sini kita masih menyaksikan banyak sekolah
yang hanya bisa mengantarkan anak-anak didiknya kapada keberhasilan secara
dunawi, namun secara akhlak dan agama mereka gagal. Akibatnya banyak anak muda
yang terbiasa berbuat maksiat dengan tanpa merasa malu di depan siapapun.
Na’udzubillah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar