Memasuki Usia 40 Tahun

...  "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai,  berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri". (Q.S. 46:15).

Inilah doa kesadaran akan hakikat hidup yang diajarkan Allah swt kepada manusia bila mencapai umur 40-an tahun. Inilah doa syarat makna yang penuh dengan keterbukaan dan kesadaran akan peran masa lalu, masa kini dan harapan masa depan. Inilah doa keselamatan setelah menjalani hidup hingga cukup bekal pengalaman serta berkesempatan untuk menata ulang setelah melihat tantangan dan proyeksi dirinya di masa depan. Inilah doa penuh permohonan, penuh kesyukuran, dan penuh pertaubatan yang perlu dilantunkan secara khusyuk, intim, dan sepenuh jiwa oleh siapapun yang punya kesadaran akan umur, posisi, peran, peluang, serta hakikat kehidupan.


Sungguh ketika seseorang menapaki usia yang ke-40 telah sampailah ia pada fase kearifan hidup. Puncak fase fisik sudah dilampauinya, simpangan jalan kehidupan sudah diketahuinya, derita dan bahagia sudah dialaminya, serta jalur, rambu, dan lapis-lapis kehidupan sudah transparan bagi mata batinnya. Pada usia ini seseorang sudah bisa mengukur secara tepat kekuatan dan kelemahan dirinya, tinggallah kemudian mana pilihan jalan yang akan diteruskannya. Persoalan kehidupan sudah semakin kelihatan berat dan bukan lagi fase fisik, bukan lagi fase coba-coba, melainkan fase kearifan hidup.

Dua kata kunci pada doa tersebut adalah ‘syukur’ dan ‘tobat’. Hakikat syukur adalah penegasan pengakuan diri akan nikmat yang telah diterimanya serta ungkapan rasa terima kasih kepada Tuhan atas segala kebaikan-Nya. Sementara inti tobat adalah saling ‘berbuat kebaikan’ antara manusia dan Tuhan. Dimulai dari manusia yang “berbuat kebaikan”, dengan penyesalan, kemudian dibalas Tuhan “berbuat kebaikan” dengan pengampunan dan pemberian rahmat-Nya. Dua kata kunci ini terjalin secara berkendalian: manusia bersyukur lantas Tuhan menambah rahmat-Nya serta manusia bertobat lantas Tuhan mengampuninya. Inilah hubungan mesra da bermakna hakiki antara makhluk dan Khalik.

Di masa yang serba “sulit dan mengkhawatirkan” seperti saat ini, ketika tantangan dan godaan hidup tidak lagi ringan, sudah selakyanyalah kita lakukan ikhtiar batin dengan doa dan munajat selain ikhtiar lahir dengan fisik dan pikiran. Insya Allah dengan laku syukur dan laku tobat, seluruh keluarga kita bisa melewati segala kesulitan dan akan selamat meniti kehidupan duniawi ini sehingga bisa mencapai husnul khotimah.

 

Komentar