HILANGKAN KEDENGKIAN DIRI

 

SKH Kedaulatan Rakyat, Jum'at, 18 September 2020

Rasulullah saw dalam sebuah sabdaanya mengingatkan kita akan pentingnya hati. “Ingatlah, sesungguhnya dalam jasad manusia terdapat segumpal darah yang apabila baik, maka akan baiklah seluruh jasadnya (anggota tubuh lainnya). Tetapi, apabila rusak, maka akan rusak pula anggota tubuh lainnya.” (HR. Bukhari Muslim).

Hadits tersebut memberikan isyarat kepada kita bahwa sesungguhnya hati (al qalb) itu merupakan sumber kebaikan, sekaligus sebagai sumber keburukan. Segala yang kita ucapkan dan lakukan pada dasarnya merupakan refleksi dan manifestasi dari apa yang terdapat dalam hati.

Dari hati yang baik, jujur, dan jernih, akan lahir ucapan dan tindakan yang baik pula. Ucapannya mengandung persahabatan, kedamaian, dan menyejukkan setiap orang yang mendengarnya. Sebaliknya, dari hati yang buruk, penuh hasad dan dengki, akan melahirkan pula ucapan dan tindakan yang bernada kedengkian, permusuhan, penghinaan, bahkan tidak jarang pula dalam bentuk fitnah. Sesungguhnya perkataan dan tindakan yang kotor hanyalah dilakukan oleh orang-orang yang hatinya kotor.  

 

Karena itu, salah satu sifat utama seorang mukmin seharusnya bisa mengikis habis rasa kedengkian dalam hati mereka kepada sesama orang-orang yang beriman (kaum muslimin). Salah satu nikmat tertinggi yang Allah akan berikan di dalam surga kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah dicabutnya dan dihilangkannya perasaan dendam dan dengki. Manakala hati kita selalu terpaut pada Allah swt, berusaha seoptimal mungkin melaksanakan ajaranNya serta berusaha memberikan kemanfaatan kepada orang lain, maka kedengkian akan hilang atau minimal relatif kadarnya lebih kecil, dan akan diganti dengan kecintaan serta kesatuan hati. Terutama hal tersebut dilakuakan oleh para pemimpin panutan umat.

Sulit dibayangkan akibatnya apabila pemimpin umat lebih banyak memiliki hati yang hasad, penuh kedengkian. Kerusakan lebih besar akan terjadi akibat kedengkian hati mereka. Karena itu, perbaikan hati melalui penyucian jiwa menjadi hal yang utama dari syarat seseorang menjadi pemimpin.  Lewat para pemimpin umat inilah diharapkan akan lahir dari mereka ucapan dan pernyataan serta tindakan yang menyejukkan dan menentamkan hati masyarakat, dan bukan sebaliknya. Semoga kita terhindarkan dari sifat dengki dan Allah swt memberikan jalan kepada kita untuk senantiasa berbuat lebih baik. Aamiin. Wallahu A’lam.

Komentar