Optimalisasi Peran dan Fungsi Masjid

Optimalisasi Peran Dan Fungsi Mesjid
Masjid adalah jantungnya ummat Islam. Maju atau mundurnya ummat ini tergantung kepada seperti apa mesjidnya. Jika masjid saja tidak terurus dengan baik maka mustahil kejayaan yang pernah diraih pada masa silam akan kembali terulang. Mesjid memiliki peran yang signifikan dalam mengembangkan dan membangun kapabilitas intelektual ummat, kegiatan sosial kemasyarakatan, meningkatkan perekonomian ummat, dan menjadi ruang diskusi untuk mencari solusi permasalahan ummat terkini. Pada masa Nabi dan khalifah sesudahnya masjid selain sebagai tempat beribadah juga berfungsi sebagai tempat menuntut ilmu dan tempat merencanakan kegiatan kemasyarakatan. Disana dibicarakan masalah yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Bahkan hingga masalah militer (strategi perang) juga dibahas Dr. Ir. H. Nana Rukmana D. W. MA., dalam bukunya “Manajemen Masjid: Panduan Praktis Membangun dan Memakmurkan Masjid” mengungkapkan:

Masjid sebagai salah satu elemen pemenuh kebutuhan spiritual sebenarnya bukan hanya berfungsi sebagai tempat sholat saja, melainkan juga merupakan pusat kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.. Beberapa ayat dalam AlQur’an menjelaskan bahwa fungsi masjid adalah sebagai tempat yang di dalamnya banyak disebut nama Allah (tempat berdzikir), tempat beriktikaf, tempat beribadah (shalat), pusat pertemuan umat Islam untuk membicarakan urusan hidup dan perjuangan.[*]

Selama ini yang dipahami oleh banyak orang adalah masjid hanya diperuntukkan untuk ibadah-ibadah ritual belaka seperti sholat, membaca Al-Qur’an,berinfaq dan lain sebagainya. Fungsi itu pun dirasa belum maksimal sebab masih banyak masjid yang dikunjungi jemaahnya pada saat-saat tertentu saja.  Misalnya di awal-awal bulan Ramadhan, hari Jumat dan di hari raya. Sedangkan di hari-hari lain sangat sedikit Jemaah yang beribadah didalamnya. Bahkan ada masjid yang jemaahnya hanya beberapa orang saja. Tidak salah rasanya kalau ada tokoh Yahudi yang berkata: kalau jumlah jemaah sholat Shubuh sama dengan jumlah jemaah jumatnya maka ini adalah badai kebangkitan Islam. Ini adalah ancaman buat kita. Kalau jemaah sholat Shubuhnya sangat sedikit maka kita bisa tidur nyenyak. Ini menjadi bukti bahwa masjid adalah pusat kekuatan ummat Islam. Kehadiran masjid harusnya mampu mengokohkan persaudaraan diantara ummat Islam. 

Menurut data Kemenag (2010) jumlah masjid di Indonesia adalah sebanyak 800.000 buah dan diprediksi akan terus bertambah. Hal ini harus kita syukuri karena jumlahnya terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.  Kendati begitu, harus diakui bahwa masjid-mesjid tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Bila dicermati perkembangannya dewasa ini masih banyak pengurus masjid yang lebih memperhatikan kemegahan bangunannya. Inilah yang ditenggarai menjadi penyebab terhambatnya kemajuan Islam. Jangan heran bila ada masjid yang sangat mewah sementara jemaahnya hanya ramai di hari-hari besar Islam saja. Sementara fungsi strategis lainnya seperti pendidikan dan sosial terabaikan. Kehadiran masjid sejatinya harus mampu menjadi solusi dari permasalahan yang ada. Masalah kemiskinan misalnya. Mesjid bisa menjadi mitra pemerintah dalam rangka mengentaskan kemiskinan karena masjid selalu dikunjungi oleh banyak orang. Tentu sebelum itu para jemaah harus terus dimotivasi untuk menyalurkan hartanya baik zakat, infaq dan sedekah. Potensi ini sangat besar bila mampu dikelola dengan professional.                                       

Untuk mencapai tujuan diatas memang bukan pekerjaan mudah, akan tetapi bukan berarti tidak mungkin untuk diraih. Pengurus (takmir masjid) harus memiliki kemampuan manajerial dalam mengelola masjid. Ini harus didukung dengan pembenahan internal dari jemaah masjid itu sendiri. Sebab pengurus hanya fasilitator saja. Jemaah lah yang paling berperan dalam mengoptimalkan peran dan fungsi masjid. Ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu mengaktifkan kepengurusan masjid, mengaktifkan kegiatan masjid, meningkatkan kepedulian jemaah terhadap masjid, meningkatkan kualitas manajemen masjid dan pemeliharaan fisik masjid.Pengurus/takmir masjid harus punya visi yang jauh kedepan. Ia harus punya langkah dan strategi yang tepat untuk melaksanakan program tersebut. Tentu ia harus dibekali dengan ilmu yang mumpuni.            Untuk memaksimalkan peran masjid maka setidaknya hal-hal dibawah ini harus menjadi perhatian lebih dari pengurus.                                                 
                            
Menggerakkan majlis taklim yang ada didalamnya
Disaat pemerintah kewalahan dalam membendung pengaruh negatif dari globalisasi maka kehadiran majlis taklim diharapkan mampu menjadi solusi dari perbaikan akhlak ummat. Meningkatnya tindak kriminal akhir-akhir ini membuktikan bahwa pendidikan agama yang diberikan selama ini nyatanya belum mampu untuk menghasilkan manusia yang berakhlak mulia. Sholat seolah-olah hanya menjadi ritual rutin belaka. Tidak ada pengaruhnya sama sekali. Majlis taklim bisa menjadi wadah yang tepat untuk itu. Berbagai acara keagamaan bisa diangkatkan. Untuk menghindari kejenuhan jemaah, tidak ada salahnya jika tema-temanya  dekat dengan kehidupan sehari-hari jemaah dan bagaimana Islam memandang hal tersebut . Misalnya: Tips sehat ala Rasulullah, Pacaran dalam kacamata Islam dan lain sebagainya.


Mengikutsertakan remaja
Remaja adalah agent of change (agen perubahan). Maju atau mundurnya ummat Islam di kemudian hari ditentukan oleh seperti apa remajanya hari ini. Tidak diragukan lagi remaja memiliki kelebihan yaitu fisik yang bugar, semangat tinggi, dan kecemerlangan pikiran. Potensi tersebut harus digali untuk hal-hal yang positif. Mereka harus didekatkan dengan masjid sejak dini. Sebab, ketika mereka sudah terpengaruh oleh budaya luar maka sulit untuk mencegahnya. Sasarannya nanti adalah remaja dapat berkontribusi dalam mengoptimalkan peran masjid. Potensi remaja dengan semangat dan tenaga baru ini harus diupayakan untuk turut serta dalam berbagai kegiatan-kegiatan yang diadakan di masjid.Tercatat saat ini di banyak masjid di tanah air telah ada organisasi remaja masjid. Disini remaja Islam dibentuk karakter dan dibina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai Islami. Berbagai acara diangkatkan sesuai dengan minat dan bakat remaja seperti lomba nasyid, pidato, kaligrafi dan lain sebagainya.  Dengan bergabung di dalamnya artinya remaja telah membentengi diri mereka sendiri dari pergaulan bebas, tawuran, narkoba dan lain sebagainya.

Mengadakan berbagai jenis pelatihan dan seminar
Berbagai pelatihan dan seminar perlu dilaksanakan untuk mengupgrade kemampuan pengurus masjid maupun jemaah. Banyak hal yang bisa dilaksanakan seperti seminar keluarga Islami, seminar parenting, seminar zakat, pelatihan manajemen masjid, pelatihan kepemimpinan, pelatihan mengurus jenazah, pelatihan jurnalistik, kursus bahasa dan lain sebagainya. Dengan diadakannya acara-acara  diatas maka tidak ada lagi istilah masjid kosong tanpa kegiatan.


Menjadikan masjid sebagai pusat ilmu
Mesjid tidak hanya sekedar tempat untuk ibadah ritual saja. Ia juga harus dijadikan sebagai pusat ilmu pengetahuan. Penyebab mundurnya ummat Islam hari ini adalah karena generasi muslimnya malas membaca. Padahal dengan membaca seseorang akan mengetahui apa yang belum diketahuinya. Padahal dahulunya Islam jaya karena penganutnya rajin membaca. Ilmuwan-ilmuwan Islam bahkan menjadi rujukan bagi dunia barat seperti Ibnu Sina, Al Farabi, Ibnu Rusyd dan lain-lain.  Keberhasilan yang mereka raih tersebut dikarenakan banyak membaca. Oleh karenanya untuk mengembalikan kejayaan tersebut masjid harus dilengkapi dengan buku bacaan. Keberadaan perpustakaan masjid adalah suatu keniscayaan. Buku-buku yang dipajang disana haruslah buku-buku yang sangat dibutuhkan oleh jemaah. Tentu tidak hanya buku keagamaan belaka. Buku-buku lainnya juga harus tersedia agar pengetahuan jemaah masjid semakin bertambah. Jika setiap masjid yang ada memiliki perpustakaan maka tentu akan memudahkan masyarakat dalam mengakses bahan bacaan. Kelebihannya adalah perpustakaan di masjid tidak membutuhkan birokrasi yang berbelit-belit.

Bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat
Mesjid adalah kepunyaan ummat Islam. Setiap pihak harus peduli terhadap kemajuannya mulai dari takmir (pengurus masjid), masyarakat setempat dan pihak terkait lainnya. Jika salah satu saja tidak turut andil di dalamnya maka mustahil masjid mampu menjalankan perannya dengan baik.Tugas untuk mengoptimalkan peran masjid bukan hanya tugas pengurus masjid. Warga setempat harus turut membantu terlaksananya program yang telah dibuat pengurus.  Disamping itu hal ini tentu tidak akan berjalan dengan baik bila pemerintah setempat atau birokrat yang ada tidak mendukung sepenuhnya.Banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah dalam membantu mengoptimalkan peran masjid.  Salah satunya adalah memberikan bantuan dana demi kelancaran pembangunan masjid dan terlaksananya program-program yang telah direncanakan. Jika pemerintah sudah turut andil tentu tugas berat yang dibebankan kepada pengurus masjid akan semakin berkurang. Dengan adanya perhatian pemerintah maka masjid-masjid yang ada tidak akan lagi ada yang sepi dari kegiatan dan jemaahnya. 


Memberdayakan fakir miskin yang menjadi tanggung jawab masjid
Selama ini masjid seolah-olah menjadi harapan terakhir bagi kaum peminta-minta. Ketika kesulitan mendapatkan uang di jalanan biasanya mereka mendatangi masjid. Mereka sudah duduk di teras masjid sambil menadahkan tangan kepada jamaah ketika sebelum dan sesudah sholat. Sebetulnya tidak ada yang salah. Kehadiran pengemis tersebut juga menjadi peluang amal bagi jamaah yang hendak bersedekah. Akan tetapi jika hal ini terus dibiarkan tentu mendatangkan masalah baru yaitu tidak tumbuhnya pola hidup mandiri. Pengemis hanya akan menyandarkan hidupnya kepada jamaah. Melihat kondisi ini maka masjid perlu melakukan terobosan-terobosan baru. Salah satunya adalah mendirikan koperasi, BMT dan sejenisnya yang dikelola secara syariah. Jika hal itu tidak memungkinkan maka harus ada cara lain misalnya memberikan pinjaman modal usaha kepada pengemis. Tentu sebelum itu harus ada pendataan. Setelah itu harus ada akad yang jelas terhadap pinjaman tersebut(berapa lama modal tersebut akan dikembalikan). Dengan begini maka masjid bisa memberikan manfaat kepada lingkungan sekitarnya. Kalau langkah diatas dirasa sulit pemberian infaq dan sedekah bisa saja dilakukan tetapi dengan cara mendata orang-orang yang berhak menerimanya lalu mengantarkannya ke rumah orang yang membutuhkan tersebut. Masalah yang terjadi selama ini yaitu ricuhnya pemberian BLT atau bantuan sejenisnya bahkan ada yang sampai terinjak dan meninggal dunia dikarenakan bertumpuk di satu tempat. Pengurus masjid bisa berkaca melalui hal tersebut dan lebih berhati-hati jika ingin menyalurkan bantuan. Jika hal ini berhasil maka masjid turut membantu program pemerintah yaitu ikut mengentaskan kemiskinan.


Menumbuhkan kemandirian masjid
Tak ada yang bisa membantah kalau masjid dibangun melalui uang yang disalurkan oleh jemaah berupa  infaq dan sedekah. Sumber dana lainnya biasanya didapatkan dari pemerintah atau birokrasi di daerah setempat. Uang itulah yang ditabung dan dikumpulkan selama bertahun-tahun hingga akhirnya masjid berdiri dengan kokohnya. Dengan begitu di satu sisi secara tidak langsung pengurus masjid terbantu dalam mencari dana pembangunan mesjid. Sedangkan di sisi lainnya menjadi ladang amal juga bagi para jemaah.  Kelemahan dengan diberlakukannya sistem ini adalah masjid terlalu bergantung kepada bantuan dana dari jemaah. Padahal jika jeli masjid bisa mendapatkan dana dari sumber lainnya. Caranya bisa dengan mendirikan berbagai jenis usaha barang dan jasa di sekitar lingkungan masjid dan lain sebagainya. Modalnya bisa diambil dari infaq dan sedekah yang terkumpul. Mesjid juga bisa mengajukan proposal kepada lembaga keuangan syariah yang ada demi mendapatkan bantuan. Artinya adalah masjid-mesjid untuk kedepannya diharapkan harus mampu membangun kemandirian. Tentu tetap membuka peluang bagi jemaah yang ingin berinfaq dan bersedekah.

Kesimpulan
Melihat pertumbuhan masjid di tanah air maka sayang sekali jika keberadaan masjid tidak memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kemaslahatan ummat dan demi kemajuan Islam. Untuk mengoptimalkan peran dan fungsi masjid maka dibutuhkan manajerial (kepemimpinan) yang baik dari pengelola masjid. Sekali lagi tujuan mulia tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya kerjasama dari pengurus, jemaah dan pemerintah. [Fauzul Izmi/wasathon.com]


[*] Dr. Ir. H. Nana Rukmana D. W., MA, Manajemen Masjid: Panduan Praktis Membangun dan Memakmurkan Masjid, Bandung: MQS Publishing, 2009, hlm. 37.
Biodata Penulis:
Fauzul Izmi, Telah menulis lebih kurang 11 buku.Tulisan-tulisannya sudah dimuat di sejumlah media massa. Alamat RT 6, Silaing Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat,Sumatera Barat. Email:fauzul_izmi84@yahoo.co.id


 Peserta Lomba Menulis: Memakmurkan Masjid Kita

Komentar