Ciri-ciri hamba Allah SWT dalam Surat Al-Furqon

Allah SWT menyebutkan beberapa ciri-cirihambanya yang termasuk dalam golongan-Nya, yaitu Hamba Allah Yang Maha Pengasih dalam surat al-Furqon ayat 63 s/d 68, antara lain sebagai berikut:
1. Orang-orang yang berjalan dimuka bumi dengan redah hati
Berarti orang yang hidup di dunia dengan penuh kerendahan akan hatinya, tidak sombong dalam kehidupan sehari-harinya, walaupun dalam kondisi apapun, baik dalam keadaan senang, misalnya mendapatkan penghormatan jabatan. Namun dengan jabatannya yang diiterimanya dia tidak membanggakan dirinya sampai-sampai menimbulkan sifat anggkuh dan riya’. Misalnya memiliki harta yang lebih, mereka tidak menindas golongan lainnya yang dinilai masih miskin dll.

Perlu kita ketahui firman Allah dalam surat al-Isra’ ayat 37 yang artinya “Dan janganlah engkau berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan dapat menjulang setinggi langit”. Dari sini sadar sekaya apapun manusia, dan setinggi pangkat apapun manusia, serta sekuat apapun manusia, maka masih ada dzat yang Maha akan semua itu, yaitu Allah SWT. Kesombongan hanya milik Allah tidak ada lain sehingga tidak pantas bagi manusia yang konon merasa sempura untuk menyombongkan dan membangggakan dirinya ditengah-tengah manusia lainnya sama saja dia sombong terhadap Allah SWT.
Rendah diri merupakan sifat yang anggun dan manyoritas manusia jarang memiliki sifat ini, mengapa? Karena dengan nafsunya yang begitu bergejolak, kadangkala nafsulah yang sering menguasi dan meminpinnya untuk tidak bersifat rendah diri dalam kehidupannya sehari-hari. Berkat usaha yang terus dibiasakan lama kemudian akan terbentuklah sifat rendah diri yang sejatinya wajib dimiliki oleh setiap manusia.
2. Orang-orang yang mengucapkan salam ketika disapa oleh orang-orang yang bodoh
Tafsir Jalalain menyebutkan bahwa salam disini adalah ucapan keselamatan, yaitu semoga orang yang mengucapkan perkataan-perkataan menghina, menggunjing dll. semoga diberi petunjuk oleh Allah SWT. Dan dianjurkan kepada kita untuk segera mungkin menjauhi orang tersebut, kenapa? Ditakutkan orang tersebut akan mempengaruhi kitan dan kitapun akan terjerumus bersama dengan mereka.
Penjelasan lain mengatakan bahwa salam disini adalah ‘Assalamu’alikum’ yang menandakan kita berpaling dari orang-orang bodoh tersebut, yang sering melontarkan sesuatu yang tidak penting dan bermanfaat, melainkan akan merugikan dan bahkan menghina kita dari perkataannya.
3. Orang-orang yang menghabiskan waktu malamnya dengan beribadah kepada Allah SWT.
Tugas pokok manusia di dunia tidak lain adalah untuk mengabdi, menyembah kepada Allah SWT hal ini jelas-jelas allah tuangkan dalam surat adz-Dzariyat ayat 56 yang artinya: “Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. Sehingga tidak salah allah menggolongkan mereka bagian dari hambanya yang mulia. Mereka melakukan sujud, dalam hal ini shalat lima waktu, shalat sunnah, dll. sebagai bentuk pengabdian dan sebagai bentuk rasa syukur kepadanya yang sudah memberikan kenikmatan dan dari pagi hingga sore, dan saat malam haripun mereka masih diberi kesempatan untuk menikmati rahmat allah di muka bumi.
Kalau kita masih ingat perkataan Nabi yang berbunyi ”Ash-sholatu ‘imaduddin faman aqomaha faqod aqomaddin, waman tarakaha faqod hadamaddin”. Kemudian firman Allah dalam surat al-Ankabut ayat 25 yang artinya “…… sesungguhnya shalat itu mencegah (dari) perbuatan keji dan mungkar…”. Pertama shalat sebagai tiang agama apabila shalatnya rapuh maka rapuhlah agama itu, ‘agama’ disini dalam artian hati orang yang tidak mengerjakan shalat. Kedua, shalat akan mencegah kegiatan keji dan munkar, maka dengan melakukan shalat seraya kita introspeksi diri akan aktivitas kita seharian apakah sudah mencermintak dari apa yang kita perbuat dalam shalat itu sendiri atau tidak.
4. Orang-orang yang selalu meminta (berdo’a) dijauhkan dari adzab Jahannam
Orang yang berdo’a berarti dialah yang ingat betapa nista dan lemahnya dirinya dibandingkan Allah SWT. yang memiliki segala Maha dijagat raya ini. Sehingga setiap kesempatan dia selalu melontarkan dan memohon kepada Allah untuk terus diajuhkan dari neraka jahannam. Dia sadar kalau apa yang diperbuat dalam kesehariannya masih banyak melanggar apa-apa yang menjadi larangan Allah, dan sadar sering mengabaikan akan perintah-perintah-Nya yang senantiasa dijadikan pedoman dalam kesehariannya.
Disamping itu juga dia sadar akan pedihnya api neraka yang dijanjikan Allah kepada mahluknya yang selalu ingkar akan perintahnya dan melalaikan larangan-larangan-Nya. Karena kita mengetahui bagaimana keberadaan neraka jahannam yang kekal selamanya.
5. Orang-orang yang menginfakkan hartanya secara wajar
Sifat manusia yang selalu enggan untuk membagi-bagikan hartanya ketika diberi kenikmatan oleh Allah SWT hal ini yang tidak disukai oleh Allah, karena orang tersebut bagian dari orang yang kufur akan nikmat. Ada juga yang dengan kenikmatannya dia hanya menginfakkan atau membagi-bagikannya sebagian kecil saja, alangkah bakhilnya orang tersebut. Namun sebaliknya yang termasuk ciri hamba Allah yaitu orang yang selalu menginfakkan hartanya dengan tidak berlebihan namun ala kadarnya sesuai dengan kebutuhan dan kepemilikan akan harta tersebut.
Kalau kita ingat firman Allah dalam surat al-Baqorah ayat 261 yang artinya “Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tuhuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui”. Dengan ayat ini betapa adil dan murah nya allah akan hambanya yang selalu membalas setiap apa yang dilakukan oleh hambanya. Melipatgandakan pahala bagi hambanya diatas kelipatan yang tak pernah hambanya lakukan dimuka bumi. Maha besar Allah maha murah Allah akan segala karunia dan nikmatnya.
6. Orang-orang yang tidak menyembah selain Allah
Allah berjanji dalam al-Qur’an dalam surat An-Nisa’ ayat 116 yang artinya “Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan Dia mengampuni dosa selaim itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh dia telah tersesat jauh sekali”. Maka, dengan ayat ini cukup jelas bagi siapa saja yang berusaha untuk menyekutukan dan percaya kepada selain Allah itu bagian dari syikik, dan barang siapa yang syirik kepada Allah maka tidak ada ampunan baginya dunia dan akhirat.
7. Orang-orang yang tidak membunuh orang lain kecuali dengan alasan yang benar
Konteks membunuh disini, adalah orang yang tidak dengan seenaknya sendiri membutuh saudaranya yang lain tanpa alasan dan bukti yang jelas. Banyak sekarang kasus-kasus percekcokan dan pertumpahan dara di negara kita, itu  juga bagian dari membunuh yang diharamkan oleh Allah SWT.
Pada konteks yang lain yang termasuk membunuh adalah kejadian-kejadian yang marak terjadi pada kaum perempuan, dimana dialah yang banyak membunuh manusia-manusia tidak berdosa, melalui proses pengguguran, membuang bayinya yang baru lahir dll.
8. Orang-orang yang tidak melakukan zina
Yaitu orang-orang yang selalu menjaga aib dirinya dari perbuatan zina. Salah satu contoh yang gampang adalah perbuatan maksiat, dengan melakukan hubungan intim diluar nikah. Secara general zina itu banyak macamnya meliputi; zina pandangan, zina pendengan, zina ucapan dan perkataan dll. Zainuddin MZ mengatakan kalau kita takut jatuh ke pantai maka jangan bermain di tepi pantai, begitupun juga kalau takut terjerumus kepada zina maka jangan main-main dengan hal-hal yang menjerumuskan kita kepada zina tersebut.
Delapan ciri hamba Allah SWT yang Maha Pengasih ini merupakan hal yang fenomenal yang sering kita lakukan disadari maupun tidak, dari sinilah kita sudah tahu apakah kita akan mengikuti hawa nafsu kita menuju neraka Allah SWT ataukah kita mengikuti nurulllahi yang mengantarkan kita ke Surga Firdausnya, tinggal memilih antara surga dan neraka

Komentar